Sebab, jarak untuk ke tengah laut tempat nelayan mencari ikan menjadi lebih jauh. Alhasil, biaya pengeluaran bahan bakar perahu mereka juga bertambah.
“Terganggu banget, tadinya jalannya ke sana lurus, sekarang jalannya muter jauh banget. Ya kan ketutup sama pagar itu,” tuturnya.
Ia mengatakan, tak banyak yang bisa dilakukan olehnya dan masyarakat sekitar sebagai rakyat kecil terkait pembangunan pagar laut tersebut.
Kondisi tersebut akhirnya membuat Mitun terpaksa harus berhenti menjadi nelayan. Ia kini lebih memilih sebagai pengantar wisatawan yang ingin pergi ke Sungai Jengkem.
“Ya mau gimana lagi cari ikannya kan susah, ketutup sama patok-patok itu. ya sudah lah, kita berhenti aja dah. Mending kita nyari pengunjung aja ke Sungai Jengkem, wisata gitu,” ucap Mitun.
Mitun berharap, pemerintah setempat bisa segera mengatasi persoalan pagar laut yang terjadi di wilayahnya.
“Kalau harapan kita maunya ya kayak dulu lagi aja. Supaya jangan ada yang ngalangin nelayan. Supaya nelayan enak cari ikannya. Jangan ada patok-patok begitu,” tandasnya.
Kontributor : Mae Harsa
Baca Juga: Komeng Ditanya Soal Pagar Laut di Perairan Banten: Harusnya....