Makan Bergizi Gratis Belum Merata, Rocky Gerung Soroti Potensi Ketimpangan Sosial dan Ancaman Bagi Pedagang

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Selasa, 14 Januari 2025 | 16:59 WIB
Makan Bergizi Gratis Belum Merata, Rocky Gerung Soroti Potensi Ketimpangan Sosial dan Ancaman Bagi Pedagang
Pelaksanaan hari pertama program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sleman, Senin (13/1/2025). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah berjalan sejak Senin (6/1/2025), hingga saat ini belum cukup merata di seluruh sekolah. Hal ini bisa berpotensi menimbulkan ketimpangan sosial dan dampak ekonomi bagi pedagang kecil.

Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti dampak sosial program MBG yang dinilai belum matang dalam implementasinya.

Adanya potensi ketimpangan distribusi dan dampak ekonomi terhadap pedagang kecil menjadi kritisi bagi program MBG.

Dampak tak langsung dari program ini terhadap pedagang kecil, khususnya kantin sekolah dan pedagang kaki lima, menjadi kekhawatiran yang belum cukup ditinjau oleh pemangku kebijakan.

Rocky menilai jika MBG tidak dikelola secara matang, akan terjadi trade-off yang merugikan kelompok lain.

“Kalau ada MBG, maka warung-warung di sekitarnya tutup, nggak ada pelanggan. Impact pada pedagang di sekitar sekolah segera harus diantisipasi, harus dimitigasi,” jelasnya seperti yang dikutip dari Youtube Rocky Gerung Official, Selasa (14/1/2025).

Dampak ini dirasakan oleh banyak pedagang kecil yang kini kehilangan pelanggan utama mereka, yakni siswa sekolah.

Bahkan, Rocky mengkritisi ketidakmerataan penerima manfaat.

“Banyak sekolah, khususnya madrasah, belum mendapatkan program ini. Ini bisa menimbulkan kecemburuan sosial,” jelasnya.

Baca Juga: Makan Bergizi Gratis Belum Merata, Pemerintah Akui Masih Cari Formula Tepat

Penampakan menu makan bergizi gratis untuk balita, ibu hamil dan menyusui. (Suara.com/Lilis)
Penampakan menu makan bergizi gratis untuk balita, ibu hamil dan menyusui. (Suara.com/Lilis)

Hal ini semakin diperparah dengan kritik dari berbagai pihak, termasuk orang tua murid dan siswa sendiri, terkait standar pelayanan dan kualitas makanan yang disediakan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI