Rusia Tanggapi Sanksi AS yang Serang Sektor Energi, Ancaman Ketidakstabilan Global

Andi Ahmad S Suara.Com
Selasa, 14 Januari 2025 | 15:25 WIB
Rusia Tanggapi Sanksi AS yang Serang Sektor Energi, Ancaman Ketidakstabilan Global
Ilustrasi ekonomi atau Rusia Tanggapi Sanksi AS yang Serang Sektor Energi, Ancaman Ketidakstabilan Global. (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketegangan Amerika Serikat vs Rusia semakin nyata, pasalnya negara Donald Trump itu memberikan sanksi terbaru kepada negara Vladimir Putin itu.

Baru-baru ini Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov juga memberikan ancaman terkait sanksi tersebut yang akan berdampak pada ketidakstabilan global.

Tentunya kata dia stabilitas pasar energi dunia akan terancam jika sanksi itu diterapkan AS kepada Rusia.

Pernyataan itu disampaikan beberapa hari setelah Washington mengumumkan langkah-langkah baru untuk terus mengurangi pendapatan Rusia di tengah perangnya dengan Ukraina.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,9 Guncang Kyushu Jepang, Kemlu RI Laporkan Tidak Ada Korban WNI

Sebelumnya, pada Jumat, Departemen Keuangan AS mengatakan pihaknya menjatuhkan sanksi terhadap sektor energi Rusia.

Sanksi tersebut menargetkan raksasa minyak Gazprom Neft dan Surgutneftegaz, serta lebih dari 180 kapal, para pedagang minyak, penyedia layanan, perusahaan asuransi, dan pejabat energi Rusia untuk menghalangi upaya perang Moskow di Ukraina.

Departemen Keuangan AS itu juga membatasi penyediaan layanan AS untuk ekstraksi dan produksi minyak di Rusia.

Peskov mengatakan Moskow akan memantau dengan cermat konsekuensi dari tindakan AS tersebut dan kemudian mengkonfigurasikan pekerjaan perusahaan-perusahaan Rusia untuk meminimalkan akibat dati sanksi tersebut.

Menurut Peskov, rute ekspor energi Rusia tidak dapat "diputus" oleh sanksi tersebut.

Baca Juga: Kepresidenan Trump Dimulai 20 Januari, Hamas Tawarkan Gencatan Senjata dengan Israel

"Jika sesuatu diblokir di satu tempat, opsi alternatif muncul di tempat lain. Oleh karena itu, pencarian akan dilakukan untuk opsi pekerjaan yang akan meminimalkan konsekuensi sanksi," kata Peskov seraya mendefinisikan sanksi tersebut sebagai hal yang "ilegal."

Dalam bagian lain pernyataannya, Peskov menanggapi dampak sanksi terhadap perusahaan energi nuklir milik negara Rusia, Rosatom, dengan mengatakan bahwa perusahaan tersebut akan melanjutkan kegiatan internasionalnya.

"Jelas bahwa AS akan terus mencoba melemahkan posisi perusahaan kami dengan cara yang tidak kompetitif. Tentu saja, kami berharap kami akan dapat menangkalnya," kata Peskov.

Ia menambahkan bahwa pemerintahan Joe Biden yang tinggal menghitung hari akan melakukan segala cara untuk meninggalkan "warisan terburuk" dalam hal hubungan bilateral dengan Rusia kepada Presiden terpilih Donald Trump, yang akan dilantik pada 20 Januari, dan pemerintahannya. [Antara].

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI