Suara.com - Presiden Lebanon terpilih, Joseph Aoun, mengungkapkan pada hari Kamis bahwa ia akan mengembangkan kebijakan pertahanan yang komprehensif untuk menghadapi serangan Israel dan membangun dialog dengan negara tetangga, Suriah.
"Saya mengajak semua pihak untuk berdiskusi mengenai kebijakan pertahanan yang menyeluruh yang bisa mengakhiri pendudukan Israel dan melindungi dari serangannya," ujar Aoun dalam pidato pelantikan.
Ia juga berkomitmen untuk melakukan rekonstruksi daerah yang rusak akibat serangan Israel, termasuk Lebanon selatan, wilayah Beeka, pinggiran Beirut selatan, dan area lain yang terdampak di seluruh negeri.
“Sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, saya menegaskan kembali hak eksklusif negara untuk memiliki senjata,” tegasnya, menunjukkan komitmennya untuk menegakkan otoritas negara.
Terkait dengan Suriah, Aoun menyatakan niatnya untuk membuka peluang untuk dialog yang serius dengan negara tersebut dan memperkuat hubungan baik antara kedua belah pihak.
Ia menekankan beberapa isu utama, seperti “penghormatan terhadap kedaulatan dan kemerdekaan masing-masing negara, pengamanan perbatasan secara timbal balik, tidak adanya campur tangan dalam urusan domestik, dan persoalan orang hilang.”
Aoun juga menyoroti pentingnya menangani isu pengungsi Suriah, yang dianggapnya memiliki dampak yang signifikan bagi Lebanon.
Presiden baru tersebut menyerukan kolaborasi dengan Suriah dan masyarakat internasional untuk menangani krisis ini dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah serta parlemen Lebanon yang akan datang untuk mengembangkan mekanisme yang jelas dan efektif dalam memfasilitasi kepulangan pengungsi ke negara asal mereka.
Aoun terpilih oleh parlemen Lebanon pada hari Kamis melalui pemungutan suara dua putaran, yang mengakhiri lebih dari dua tahun kekosongan politik sejak Presiden Michel Aoun mengundurkan diri pada Oktober 2022.