Hati-hati! Persoalan Gigi Karies Bisa Bikin Anak Tidak Doyan Makanan MBG

Kamis, 09 Januari 2025 | 19:11 WIB
Hati-hati! Persoalan Gigi Karies Bisa Bikin Anak Tidak Doyan Makanan MBG
Program Makan Bergizi Gratis di Bogor, Jawa Barat. [Suara.com/Egi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kondisi kesehatan gigi dan mulut rupanya bisa memengaruhi anak dalam menyantap makanan bergizi gratis (MBG).

Ahli gizi masyarakat dokter Tan Shot Yet mengatakan, apabila ada MBG yang tidak dihabiskan oleh anak, tidak selalu karena faktor makanannya yang salah.

Dokter Tan mengungkapkan bahwa banyak anak yang alami gigi karies. Kondisi tersebut juga bisa memengaruhi napsu makan mereka.

"Kadangkala yang salah belum tentu makanannya. Kenapa? Nomor satu, dia punya gigi karies. Banyak sekali anak-anak itu tidak terawat giginya. Anak-anak dengan gigi yang tidak terawat dengan baik, tentu punya napsu makan yang buruk," jelas dokter Tan saat konferensi pers virtual Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Rabu (8/1/2025).

Baca Juga: Apakah Menu Makan Bergizi Gratis Sudah Sesuai Prinsip Isi Piringku Kemenkes? Begini Kata IDI

Gigi yang tidak terawat, bahkan sampai karies, bisa menjadi sumber infeksi. Dokter Tan mengatakan, anak yang alami infeksi bukan hanya memiliki nafsu makan buruk, tapi juga kemampuan kunyahnya tidak baik.

"Memang banyak sekali yang perlu kita benahi dari anak-anak ini. Tidak bisa makanannya disetel seperti maunya anak. Nanti model yang keluar adalah bakso dengan cireng," ucapnya.

Dalam pelaksanaannya, guru juga diharapkan turut berperan dalam sampaikan edukasi kepada para muridnya. Terutama menekankan kepada anak bahwa makanan sehat juga bisa punya cita rasa enak. Penanaman pemahanan tersebut, menurutnya, menjadi tanggung jawab setiap guru.

"Banyak sekali makanan sehat itu yang enak. Jadi Anda ngebayanginnya makan sehat itu cemplak, nggak pakai mecin, nggak pakai kecap. Nggak juga. Buktinya Soto Koyo itu enak, Soto Kudus itu enak," ucapnya.

Dari MBG yang sudah berjalan sejak Senin (6/1/2025) kemarin, menurut dokter Tan, yang perlu dievaluasi ialah tentang takaran porsi.

Baca Juga: Makan Bergizi Gratis Belum Inklusif, ABK Butuh Perhatian Khusus

Sebagai awalan, dokter Tan justru menyarankan agar menu MBG sebaiknya tidak perlu terlalu disesuaikan dengan ilmu gizi sesuai kebutuhan 1.200 kilo kalori per hari.

"Barangkali porsinya agak kecil dulu. Justru yang lebih penting adalah, ini yang saya takutkan, apakah makanan bergizi gratis ini sungguh-sungguh akan membuktikan bahwa status gizi masyarakat kita akan meningkat? Itu pertanyaan bagusnya," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI