Krisis Demografi, Rusia Beri Intensif Hingga Ratusan Juta Bagi Ibu Melahirkan

Bella Suara.Com
Kamis, 09 Januari 2025 | 18:50 WIB
Krisis Demografi, Rusia Beri Intensif Hingga Ratusan Juta Bagi Ibu Melahirkan
Ilustrasi bayi. [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi penurunan tingkat kelahiran yang mengkhawatirkan, Rusia telah bergabung dengan China dan Jepang dalam mencari cara untuk mendorong peningkatan populasi. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menawarkan insentif uang tunai yang cukup besar bagi mahasiswi muda yang melahirkan anak sehat.

Berdasarkan laporan The Moscow Times, wilayah Karelia di Rusia menawarkan 100.000 rubel (sekitar Rp 15.559.000) untuk mahasiswi yang melahirkan, dengan beberapa syarat tertentu.

Untuk memenuhi syarat menerima bonus ini, penerima harus berstatus mahasiswa penuh waktu di universitas atau perguruan tinggi lokal, berusia di bawah 25 tahun, dan merupakan penduduk wilayah Karelia. Namun, insentif ini hanya berlaku bagi mereka yang melahirkan bayi yang sehat, dengan pengecualian jika bayi tersebut lahir mati.

Tidak ada kejelasan apakah pembayaran ini akan dicabut jika bayi meninggal akibat Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS) atau jika ibu melahirkan anak dengan disabilitas.

Baca Juga: Apa Itu BRICS? Indonesia Resmi Gabung sebagai Anggota Penuh

 Vladimir Putin [Xinhua]
Vladimir Putin [Xinhua]

Pada saat yang sama, kebijakan ini juga tidak mencakup apakah ibu muda yang melahirkan anak dengan disabilitas akan menerima tambahan bantuan atau pembayaran untuk biaya perawatan anak dan pemulihan setelah melahirkan.

Tingkat kelahiran Rusia telah mencapai angka terendah dalam sejarah, dengan hanya 599.600 bayi yang lahir pada paruh pertama tahun 2024, angka terendah dalam 25 tahun terakhir dan 16.000 bayi lebih sedikit dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menggambarkan situasi ini sebagai "bencana bagi masa depan negara" pada bulan Juli 2024, seperti yang dilaporkan oleh Fortune.

Selain Karelia, sejumlah wilayah lain di Rusia juga menerapkan kebijakan serupa untuk mendorong perempuan muda melahirkan. Kota Tomsk di Rusia tengah, misalnya, memiliki program yang setara. Secara keseluruhan, setidaknya 11 pemerintah daerah di Rusia diketahui menawarkan insentif finansial untuk mahasiswi yang melahirkan.

Pemerintah nasional juga telah meningkatkan pembayaran untuk ibu hamil. Mulai 2025, ibu yang melahirkan anak pertama akan menerima 677.000 rubel (Rp105,33 juta), yang merupakan kenaikan signifikan dibandingkan jumlah tahun sebelumnya sebesar 630.400 rubel (sekitar Rp98,08 juta). Selain itu, ibu yang melahirkan anak kedua akan menerima 894.000 rubel (sekitar Rp139,10 juta), naik dari 833.000 rubel (sekitar Rp129,61 juta) pada 2024.

Namun, meskipun insentif finansial dan dukungan perumahan telah diterapkan, kebijakan-kebijakan ini belum memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan angka kelahiran.

Baca Juga: Rajaka, Nama Bayi Jerapah Pembuka 5 Abad Kota Jakarta

Krisis demografis di Rusia dipengaruhi oleh rendahnya angka kelahiran, tingginya angka kematian orang dewasa, serta eksodus massal warganya ke luar negeri. Situasi ini semakin diperburuk oleh perang di Ukraina, yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan perpindahan besar-besaran warga Rusia ke luar negeri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI