Cak Islah : Jokowi Menjadi Bahaya Populisme yang Tak Disadari

Kamis, 09 Januari 2025 | 16:46 WIB
Cak Islah : Jokowi Menjadi Bahaya Populisme yang Tak Disadari
Presiden RI ke-7 Jokowi. [Suara.com/Ari Welianto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meskipun sudah tidak lagi menjabat sebagai Presiden, pada kenyataannya rakyat Indonesia masih mencintai sosok Joko Widodo (Jokowi).

Tak terhitung jari lagi, banyak yang kini merindukan sosok Jokowi. Bahkan, kediaman Jokowi di Solo, Jawa Tengah juga masih dipenuhi oleh kunjungan warga.

Ada yang sekadar ingin berswafoto, namun ada juga yang membicarakan hal-hal serius. Menurut Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Dr. Islah Bahrawi (Cak Islah) Jokowi telah berhasil membius Masyarakat Indonesia.

“Ya memang pada praktiknya Jokowi menggunakan cara itu, dengan membangun populisme yang luar biasa, dia memanfaatkan popularity vote yang dia bangun secara eskalatif, sehingga akhirnya dia bisa membius seluruh orang Indonesia lewat jalur populisme itu,” sebut Cak Islah, dikutip dari kanal youtube Abraham Samad, Kamis (9/1/25).

Baca Juga: Jokowi Soal Patrick Kluivert: Kan Belum Praktik

Namun menurut Cak Islah, masyarakat tidak sadar bahwa populisme yang dibangun oleh Jokowi justru mengarah pada otoritarianisme.

“Tapi yang tidak kita sadari, bahwa populisme itu melahirkan otoritarianisme, sehingga menjadi satu yaitu otoritarian populism,” ucapnya.

“Ini banyak dilakukan oleh beberapa pemimpin negara, ironisnya tadinya kita berharap banyak dari Jokowi, bahwa Jokowi membangun meritokrasi, menjadikan Indonesia pada tingkat kemapanan demokrasi, sudah hampir ke tahap itu, namun kenyataannya tidak,” tambahnya.

Pesona Jokowi dari awal menjabat sebagai Presiden, mulai bahasa berbicaranya, busananya disebut Cak Islah mampu menghipnotis masyarakat.

“Ketika Jokowi terpilih (presiden) yang bukan siapa-siapa, bukan aristocrat, bukan ningrat, kita semua terperangah, lalu kita berfikir, kalau Jokowi bisa jadi presiden, kita juga bisa jadi presiden, anak kita punya kesempatan yang sama,” ujarnya.

Baca Juga: Jokowi Bantah Lindungi Hasto Saat Jadi Presiden: Melindungi Seperti Apa? Tanyakan yang Ngomong

“Nah populisme itu dibangun dari situ, bagaimana dia cara berbusana, bagaimana cara dia berbicara, dia bangun itu selama periode pertama. Tapi tanpa sadar bahwa populisme itulah yang kemudian menjadi alat hipnotis,” tambahnya.

Kontributor : Kanita

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI