Suara.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto akhirnya muncul ke publik melakukan konferensi pers kembali usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus Harun Masiku.
Berdasarkan pantauan Suara.com, Hasto muncul melakukan konferensi pers soal acara HUT PDIP ke-52 di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/1/2025).
Terlihat Hasto melakukan konferensi pers didampingi oleh Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPP PDIP Ronny Talapessy, serta Juru Bicara PDIP M Guntur Romli.
Hasto mengawali konferensi persnya menyampaikan jika PDIP akan menggelar HUT ke-52 secara sederhana pada 10 Januari 2025 di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Baca Juga: Balas Pernyataan Effendi Simbolon, PDIP: KPK Harus Periksa Jokowi Atas Dugaan Perintangan Penyidikan
Menurutnya, HUT PDIP ke-52 kali ini memiliki tema 'Satyam Eva Jayate: Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam'.
Konferensi pers ini menjadi kali pertama Hasto muncul di hadapan media usai ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Sebelumnya, usai tersangka, Hasto hanya terlihat muncul dari video yang dibagikan.
Hasto Kristiyanto menegaskan jika dirinya akan taat terhadap hukum. Hal itu disampaikan Hasto melalui keterangan video yang diperoleh Suara.com, Kamis (26/12/2024).
"Terima kasih seluruh masyarakat Indonesia yang saya cintai dan banggakan. Setelah penetapan saya sebagai tersangka oleh KPK, maka sikap dari PDI Perjuangan adalah menghormati keputusan dari KPK. Kami adalah warga negara yang taat hukum," kata Hasto dalam keterangan video.
PDI Perjuangan, kata dia, adalah partai yang menjunjung tinggi supremasi hukum.
Baca Juga: Jokowi Ogah Bahas soal PDIP Lagi: Saya Kan Sudah Dianggap Bukan Bagian
"Sejak awal ketika saya mengkritisi bagaimana demokrasi harus ditegakkan, bagaimana suara rakyat tidak bisa dikebiri, bagaimana negara hukum tidak bisa dimatikan, dan bagaimana mata kekuasaan yang otoriter, yang menindas rakyatnya sendiri harus dihentikan, saya sudah memahami berbagai risiko-risiko yang akan saya hadapi," katanya.
Sebagai murid Bung Karno, Hasto mengaku mengikuti apa yang dituliskan dalam buku karya Cindy Adams. Menurutnya, hal itu jadi kitab perjuangannya.
"Inilah kitab perjuangan saya. Dan seluruh kader-kader PDI Perjuangan sekarang memasuki tahap bab 9. Di mana Bung Karno ketika mendirikan PNI, prinsip yang dipegang adalah non-cooperation. Demi cita-cita Indonesia Merdeka, demi rakyat berdaulat bisa berserikat, berkumpul, dan menyampaikan pendapatnya, maka penjara pun adalah suatu jalan dan bagian dari pengorbanan terhadap cita-cita," katanya.
"Itulah nilai-nilai yang diperjuangkan oleh seluruh kader PDI Perjuangan," sambungnya.