Makan Bergizi Gratis Belum Inklusif, ABK Butuh Perhatian Khusus

Rabu, 08 Januari 2025 | 21:39 WIB
Makan Bergizi Gratis Belum Inklusif, ABK Butuh Perhatian Khusus
Penampakan menu makan siang gratis yang dibagikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) kepada siswa SMPN 61 Jakarta Barat. (Suara.com/Fakhri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anak berkebutuhan khusus (ABK) masih belum jadi perhatian dalam penyediaan makan bergizi gratis (MBG).

Seperti kejadian yang ada di TK Al Azhar, Tulungagung, Jawa Timur, di mana ada 20 siswa ABK yang tidak bisa mendapatkan MBG karena harus menjalani diet tertentu.

"Anak berkebutuhan khusus memiliki kebutuhan gizi yang spesifik. Beberapa anak mungkin memiliki alergi, intoleransi makanan, atau kondisi medis tertentu seperti autisme, ADHD, atau celiac disease yang membutuhkan diet bebas gluten, tidak mengandung tepung," jelas Ahli gizi Mochammad Rizal saat dihubungi Suara.com Rabu (8/1/2025).

Menurut Rizal, menu MBG juga perlu dibuat inklusif bagi para siswa ABK. Sehingga beberapa langkah strategis perlu diterapkan.

Baca Juga: Cukup 3 Menu Rekomendasi MBG: Simpel, Bergizi, dan Sulit Jadi 'Mainan' Mafia

Ia menyebutkan, pemetaan kebutuhan gizi anak menjadi kunci utama agar MBG bisa diterima setiap anak dengan kondisi apa pun.

"Sebelum program dimulai, penting untuk melakukan survei atau asesmen kebutuhan gizi setiap siswa, terutama anak berkebutuhan khusus. Data ini menjadi dasar dalam merancang menu," kata Rizal.

Pengadaan menu khusus juga penting. Misalnya, dapur yang menyediakan makanan perlu memastikan ketersediaan menu bebas gluten, bebas susu, atau rendah gula untuk anak-anak dengan kebutuhan diet tertentu.

Rizal menambahkan, kolaborasi multidisiplin antara ahli gizi, guru, dan orang tua sangat membantu keberhasilan program.

Guru dan orang tua dapat memberikan informasi spesifik tentang kondisi anak, sementara ahli gizi memberikan rekomendasi diet yang sesuai.

Baca Juga: Banyak Sisa Makanan Program MBG di Jakarta, Pemprov Bakal Lakukan Langkah Ini

Tidak hanya itu, edukasi dan pelatihan bagi tim dapur menjadi langkah lanjutan yang wajib dilakukan untuk memastikan tidak ada kontaminasi silang antara makanan reguler dan makanan khusus.

"Tim perlu dilatih dalam menangani menu khusus, termasuk memastikan tidak ada kontaminasi silang antara makanan reguler dan makanan khusus," ujarnya.

Program MBG dinilai memang perlu diawasi secara rutin untuk memastikan pelaksanaannya berjalan sesuai rencana dan kebutuhan anak berkebutuhan khusus juga benar-benar terpenuhi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI