Suara.com - Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung, Febrie Adriansyah mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan identifikasi terhadap barang bukti berupa uang dan emas batangan milik Zarof Ricar.
Barang bukti tersebut ditemukan penyidik Kejaksaan Agung saat penggeledahan, dalam sebuah brankas yang ada di kamar kerja Zarof, di kediamannya, kawasan Senayan Jakarta.
“Zarof lagi pengembangan. Jaksa sedang mengidentifikasi uang yang sudah dilakukan penyitaan sebesar hampir Rp1 triliun,” kata Febrie, di Kejaksaan Agung, Rabu (8/1/2024).
Saat ini, lanjut Febrie, penyidik sedang mendalami siapa saja yang memberikan uang kepada Zarof. Sehingga ia mampu memimbun harta sebanyak itu.
“Sedang diidentifikasi. Satu, ini siapa pemberi? Nah ini tidak mudah karena kan sudah lama ini berlangsung. Dari tahun berapa itu Zarof?,” kata Febrie.
“Yang kedua, ini benar gak jumlah ini? Tiga, kaitan perkaranya apa? Itu yang sedang didalami,” tambahnya.
Dalam hal ini, dibutuhkan ketelitian dari penyidik. Penyiduk garuk teliti dalam melihat alat bukti agar tidak dianggap asal tuding.
“Ini butuh ketelitian betul dari penyidik. Penyidik untuk melihat alat bukti. Karena kan gak bisa juga kita langsung tuding,” ujar Febrie.
Zarof merupakan tersangka dalam kasus pemufakan jahat atas vonis bebas Ronald Tannur.
Baca Juga: Skandal Vonis Bebas Ronald Tannur, Kejagung Periksa Anak Zarof Ricar Lagi
Saat dilakukan penggeledahan di kediaman Zarof, penyidik menemukan brankas yang berada di ruang kerjanya. Dalam brankas tersebut ditemukan uang dalam pecahan mata uang asing dan rupiah. Total, jika dikonfersikan ke dalam rupiah, sebesar Rp 920 miliar.
Selain itu, itu penyidik juga menemukan 51 kilogram logam mulia dalam brankas tersebut. Jika dikonfersikan dengan harga jual saat ini, nilainya mencapai Rp 75,2 miliar.
Zarof pernah menjabat sebagai petinggi di Mahkamah Agung (MA) pada 2012-2022. Diduga simpanan harta Zarof merupakan hasil gratifikasi selama menjadi petinggi MA dalam mengindisikan sebuah perkara.