Calon Asisten Pelatih Timnas Indonesia Disebut Pernah Dukung RMS, DPR Minta PSSI Klarifikasi: Biar Tak Jadi Bola Liar

Rabu, 08 Januari 2025 | 18:53 WIB
Calon Asisten Pelatih Timnas Indonesia Disebut Pernah Dukung RMS, DPR Minta PSSI Klarifikasi: Biar Tak Jadi Bola Liar
Calon asisten pelatih Timnas Indonesia, Denny Landzaat. [Dok. Instagram/Denny Landzaat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, meminta induk sepak bola Indonesia PSSI untuk memberikan klarifikasi soal kabar Patrick Kluivert yang akan dibantu Denny Landzaat untuk melatih Timnas Indonesia.

Diketahui, Denny Landzaat ada satu catatan khusus yang layak diperhatikan, utamanya terkait sikap politik. Dalam satu pernyataan pada November 2010 yang dipublikasikan Voetbal International, Landzaat sebut bahwa keluarga besarnya saat itu berperang melawan orang Republik Indonesia.

"Harus menjadi catatan dan tentunya harus terklarifikasi juga supaya tidak menjadi bola liar," kata Lalu kepada Suara.com, Rabu (8/1/2025).

Lalu kemudian menegaskan pelatih Timnas Indonesia pengganti Shin Tae-yong hingga asistennya yang baru nanti jangan sampai membawa beban masa lalu.

Baca Juga: Duh! Patrick Kluivert Dituding Punya Koneksi dengan Pencuri Lukisan Van Gogh

"Ini lah yang saya maksud, jamgan sampai pelatih dan asisten pelatih baru ini memiliki rekam jejak masa lalu yang akan mengakibatkan beban sehinggat merusak konsentrasi melatih timnas kita," ujarnya.

Menurutnya, adanya hal-hal non teknis jangan sampai mengganggu kinerja kepelatihan Timnas Indonesia.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir (tengah) bersama Wakil Ketua PSSI Zainudin Amali (kiri) dan Sekjen PSSI Yunus Nusi (kanan) menyampaikan keterangan resmi dalam konferensi pers di Gedung Danareksa, Jakarta, Senin (6/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir (tengah) bersama Wakil Ketua PSSI Zainudin Amali (kiri) dan Sekjen PSSI Yunus Nusi (kanan) menyampaikan keterangan resmi dalam konferensi pers di Gedung Danareksa, Jakarta, Senin (6/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Hal-hal non teknis tidak boleh menjadi hambatan untuk membangun team yang solid kuat yang akan dipersiapkan untuk piala dunia 2026," pungkasnya.

Resmi Diumumkan PSSI

Sebelumnya PSSI resmi umumkan Patrick Kluivert sebagai pengganti Shin Tae-yong. Kluivert jadi nakhoda baru Timnas Indonesia dengan target membawa pasukan Garuda lolos ke Piala Dunia 2026.

Baca Juga: Kontroversial! Rekam Jejak Kelam Patrick Kluivert, Layakkah Gantikan STY dan Latih Timnas Indonesia?

Kabar yang berhembus bahwa Kluivert akan dibantu oleh dua asisten dari Belanda, Alex Pastoor dan Denny Landzaat.

Menurut laporan media Belanda, Voetbal International bahwa Kluivert akan dibantu oleh Pastoor dan Landzaat, selain itu PSSI juga menyediakan asisten pelatih dari Indonesia.

Khusus Denny Landzaat ada satu catatan khusus yang layak diperhatikan, utamanya terkait sikap politik.

Dalam satu pernyataan pada November 2010 yang dipublikasikan Voetbal International, Landzaat sebut bahwa keluarga besarnya saat itu berperang melawan orang Republik Indonesia.

"Ibu saya datang ke Belanda dari Maluku pada usia 2 tahun bersama ribuan orang. Mereka adalah tentara yang berperang sebagai tentara Belanda melawan Republik Indoensia," kata Landzaat seperti dilansir Suara.com, Rabu (8/1/2025).

Masih dari sumber yang sama, eks pemain FC Twente itu juga mengatakan bahwa ia menjahit bendera Republik Maluku Selatan atau RMS di sepatu bola miliknya.

"Karena asal usul dan sejarah saya, saya merasa sangat terhubung dengan masyarakat Maluku. Untuk menegaskan hal ini, saya juga menjahit bendera Maluku di sepatu sepak bola saya," kata dia.

"Saya mendoakan yang terbaik bagi semua orang namun ada orang-orang Maluku yang telah bertaruh hidup demi tiga warna bendera Belanda," sambungnya.

Patrick Kluivert resmi diumumkan jadi pelatih Timnas Indonesia. (pssi.org)
Patrick Kluivert resmi diumumkan jadi pelatih Timnas Indonesia. (pssi.org)

Denny Landzaat pernah blak-blakan memberikan kritik pedas kepada pemerintah Indonesia yang ditudingnya melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) kepada orang-orang Maluku.

Pernyataan keras itu disampaikan Landzaat pada November 2010. Kala itu, sejumlah pemain keturunan Indonesia yang punya akar keluarga Maluku mendapat undangan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

Selain Landzaat, ada juga Giovanni van Bronckhorst yang mendapat undangan itu. Namun Landzaat dengan tegas menolak undangan pertemuan tersebut.

"Saya menerima undangan melalui kedutaan untuk bertemu Yudhoyono sama seperti Giovanni van Bronckhorst," kata Denny seperti dilansir dari Voetbal International.

"Tetapi orang-orang itu menindas bangsaku. Jika Anda secara terbuka mendukung perjuangan Maluku, Anda berada dalam bahaya. Tidak ada kebebasan berpendapat (di Indonesia), orang-orang dipenjara dan disiksa," tudingnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI