"Dan target yang biasanya lebih panjang bisa dipercepat beliau. Beliau juga sangat membantu banyak kemudahan sesuai aturan sehingga investor makin tertarik untuk membangun," kata Maruarar.
"Jadi ini negara dengan negara kami diminta kerja cepat, siapkan lahan, di survei ini aturannya," sambungnya.
Untuk Masyarakat Menengah Bawah
Maruarar mengatakan proyek hunian tersebut ditargetkan untuk masyarakat menengah bawah yang berada di wilayah perkotaan.
"Dan ini targetnya adalah untuk masyarakat Indonesia menengah bawah, dan lebih diprioritaskan untuk investor sekarangn adalah di perkotaan," kata Maruarar.
Sementara itu berkaitan dengan lokasi pengembangan proyek hunian 1 juta unit, Maruarar mengatakan lokasinya akan disurvei segera.
"Akan disurvei segera oleh Sheikh dan kita sudah siap membawa lokasi yang saya katakan tadi. Ada di Kemayoran. sekitar Senayan, sekitar Kalibata, dan nanti Pak Erick juga akan tunjukan yang idle, di bawah kereta api, Perumnas, dan PTP. Nanti dari situ lebih lanjut karena ini G2G maka negara hadir untuk menyiapkan lahan idle dan tidak bermasalah yang siap untuk dibangun," ujar Maruarar.
Sementara itu, Hashim selaku Ketua Satgas Perumahan berharap proyek hunian 1 juta unit segera bisa dimulai seiring adanya penandatangan MoU.
"Memang saya sebagai ketua satgas diberi tugas untuk menyusun kebijakan pemerintah dalam hal ini dan alhamdullilah hari ini kita saksikan penandatanganan antara pihak Qatar dan Indonesia, diwakili Pak Ara dan kita berharap dalam waktu sesingkat-singkatnya kita bisa mulai dengan proyek pertama yang akan dilaksanakan Sheikh Abdul Aziz Al Thani," kata Hashim.
Baca Juga: Warga Semarang Senang Terlibat di Dapur Makan Bergizi Gratis: Ini Membuka Lapangan Pekerjaan