Trump Ancam Tarif Tinggi ke Denmark Jika Halangi Greenland Gabung AS

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Rabu, 08 Januari 2025 | 11:59 WIB
Trump Ancam Tarif Tinggi ke Denmark Jika Halangi Greenland Gabung AS
Donald Trump (instagram/donaldtrump)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan pada Selasa (7/1) bahwa Washington akan menerapkan tarif lebih tinggi terhadap Denmark jika negara tersebut menghalangi Greenland untuk bergabung dengan AS.

“Kami memerlukan Greenland demi keamanan nasional. Banyak yang tidak menyadari apakah Denmark memiliki hak hukum atas wilayah tersebut. Namun, jika mereka memiliki hak, mereka harus menyerahkannya karena kami membutuhkannya untuk keamanan nasional dan dunia yang bebas,” ungkap Trump dalam konferensi pers di Mar-a-Lago, New York.

Trump menambahkan bahwa tidak ada pihak yang yakin bahwa Denmark memiliki hak atau kepentingan yang sah atas Greenland, dan dia berpendapat bahwa masyarakat Greenland mungkin lebih memilih untuk meraih kemerdekaan atau bergabung dengan AS.

Dia juga mengingatkan bahwa jika Denmark menghalangi hal tersebut, dia akan memberlakukan tarif yang sangat tinggi kepada negara itu.

Baca Juga: AS Alihkan Rp1,5 Triliun Bantuan Militer dari Mesir ke Lebanon, untuk Apa?

Lebih lanjut, Trump menyatakan bahwa dia tidak mempertimbangkan penggunaan kekuatan militer untuk menguasai Kanada, tetapi tidak dapat memberikan jaminan yang sama untuk Greenland dan Terusan Panama.

"Saya tidak bisa meyakinkan Anda soal itu; bila berbicara tentang Panama dan Greenland, tidak, saya tidak bisa. Namun, saya bisa katakan bahwa kami membutuhkannya untuk keamanan ekonomi," jelas Trump ketika ditanya tentang kemungkinan penggunaan kekuatan militer untuk mengambil alih wilayah tersebut.

Trump juga mencatat bahwa terkait Kanada, AS hanya akan menggunakan "kekuatan ekonomi."

Greenland merupakan koloni Denmark hingga tahun 1953 dan masih menjadi bagian dari kerajaan Denmark, namun sejak 2009, wilayah ini telah memperoleh status otonomi dengan kesempatan untuk mengelola urusan dalam negerinya sendiri dan memilih untuk merdeka.

Klaim pertama Trump mengenai pulau ini muncul pada 2019, saat dia menjabat sebagai presiden. Lima tahun kemudian, pada 2024, setelah memenangkan pemilihan presiden AS, Trump kembali menegaskan minatnya atas Greenland dengan menyebutnya sebagai "kebutuhan mutlak" bagi AS.

Baca Juga: Berselisih dengan Trump, Wakil Ketua Bank Sentral AS Minta Resign

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI