Suara.com - Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Fathi, menyambut positif soal Indonesia dinyatakan sebagai anggota penuh BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan).
Fathi menilai keanggotaan ini dianggap sebagai langkah strategis yang memperkuat posisi Indonesia dalam perekonomian global, sekaligus mendorong kerja sama lebih erat dengan negara-negara berkembang lainnya.
"Keberhasilan Indonesia menjadi anggota penuh BRICS menunjukkan bahwa diplomasi ekonomi kita berada di jalur yang tepat. Ini adalah momentum penting untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi di dunia," kata Fathi kepada wartawan, Selasa (7/1/2024).

Fathi menyoroti potensi besar BRICS dalam mendukung stabilitas ekonomi negara. Menurutnya, bahwa keanggotaan ini memberikan peluang untuk meningkatkan perdagangan, investasi, dan pengembangan teknologi dengan negara-negara anggota BRICS.
"Kita bisa memanfaatkan jaringan kerja sama ini untuk mendorong transaksi nondolar, memperkuat mata uang lokal, dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Ini akan memberikan dampak positif bagi stabilitas ekonomi nasional dan daya saing global," katanya.
Ia juga menilai positif visi BRICS dalam mereformasi tata kelola global, yang sejalan dengan kepentingan Indonesia untuk memperkuat suara negara berkembang di panggung internasional.
Lebih lanjut, ia berharap Indonesia dapat mengambil peran aktif dalam mengusulkan program-program strategis selama masa kepemimpinan Brasil di BRICS tahun ini.
"Ini bukan hanya tentang status keanggotaan, tetapi tentang bagaimana kita memanfaatkan peluang ini untuk memperkuat perekonomian rakyat, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan," pungkasnya.
Sebelumnya, Brasil pada hari Senin mengumumkan bahwa Indonesia telah menjadi anggota penuh BRICS, sebuah blok ekonomi berkembang yang semakin dipandang sebagai penyeimbang Barat.
Baca Juga: Resmi Jadi Full Member, Apa Keuntungan Indonesia Gabung BRICS?
Kementerian luar negeri Brasil mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa negara terpadat di Asia Tenggara itu "berbagi dengan anggota lain keinginan untuk mereformasi lembaga tata kelola global dan berkontribusi positif terhadap kerja sama di Dunia Selatan."