AS Alihkan Rp1,5 Triliun Bantuan Militer dari Mesir ke Lebanon, untuk Apa?

Bella Suara.Com
Selasa, 07 Januari 2025 | 16:08 WIB
AS Alihkan Rp1,5 Triliun Bantuan Militer dari Mesir ke Lebanon, untuk Apa?
Bendera Amerika Serikat (Freepik.com/vwaalakte)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Amerika Serikat telah mengalihkan dana bantuan militer sebesar $95 juta atau sekitar Rp1.5 Triliun yang sebelumnya dialokasikan untuk Mesir ke Lebanon.

Meskipun Kongres perlu menyetujui permohonan perubahan alokasi ini, sumber meyakini bahwa persetujuan akan diberikan dengan mudah.

Langkah serupa juga dilakukan pemerintahan Biden pada tahun 2023, di mana $30 juta dana bantuan militer untuk Mesir dialihkan ke Lebanon.

Pejabat AS menyatakan bahwa dukungan terhadap Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF) sangat penting bagi kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat. Bantuan ini bertujuan memperkuat institusi negara Lebanon dan menekan pengaruh Hizbullah. 

Baca Juga: Lay Zhang Hebohkan Fans, Beri Kode Ikut Reuni EXO pada Paruh Kedua 2025?

Namun, beberapa kritikus menilai bahwa LAF masih perlu meningkatkan upayanya dalam menghadapi kelompok bersenjata yang didukung Iran tersebut, yang terus memiliki pengaruh besar dalam pemerintahan Lebanon serta menjadi salah satu kelompok di luar kendali negara yang memiliki senjata, selain faksi Palestina.

Meski demikian, LAF tetap menjadi mitra utama dalam upaya melawan ISIS.

Sebelumnya, Washington menengahi gencatan senjata antara kelompok militan pro-Iran dan pasukan Israel yang mulai berlaku pada November lalu.

Hal ini terjadi setelah perang berkepanjangan selama satu tahun akibat serangan Hizbullah ke Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina di Gaza. 

Konflik ini dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dalam salah satu serangan paling mematikan terhadap Israel.

Baca Juga: Berselisih dengan Trump, Wakil Ketua Bank Sentral AS Minta Resign

Sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, pasukan Israel sepakat untuk mundur dari wilayah Lebanon yang diduduki, sebelum LAF mengambil alih daerah tersebut, termasuk gudang senjata dan desa-desa yang sebelumnya digunakan oleh Hizbullah.

Pada Senin lalu, utusan AS, Amos Hochstein, memimpin pertemuan mekanisme gencatan senjata di Lebanon selatan seiring dengan penarikan pasukan Israel dari Naqoura dan dikerahkannya pasukan LAF.

Naqoura menjadi kota kedua yang ditinggalkan Israel, dan Hochstein menegaskan bahwa penarikan ini akan berlanjut hingga seluruh pasukan Israel sepenuhnya keluar dari Lebanon.

Lebanon menyatakan bahwa LAF membutuhkan dana sebesar $400 juta untuk melengkapi pasukannya guna memperkuat kendali negara atas wilayah selatan. Pengalihan dana sebesar $95 juta yang diumumkan pada Senin merupakan bagian dari rencana tersebut.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, berbicara dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matt Miller, mengatakan bahwa keduanya membahas implementasi penghentian permusuhan antara Israel dan Lebanon.

Blinken juga menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan bagi lembaga keamanan sah Lebanon, seperti Angkatan Bersenjata Lebanon dan Pasukan Keamanan Internal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI