Suara.com - Polisi kekinian masih memburu dua pelaku lain yang terlibat dalam kasus penggelapan mobil rental milik Ilyas Abdurrahman (48) yang tewas ditembak di rest area KM 45 Tol Merak-Tangerang. Kekinian, dua pelaku berinisial IH dan RH yang kini masih buron itu telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) di kepolisian.
Kapolda Banten, Irjen Suyudi mengatakan, kasus ini bermula, saat polisi menerima laporan soal penggelapan mobil pada 2 Januari lalu.
Saat itu anak korban, Agam melaporkan soal penggelapan mobil rental miliknya, yang saat itu disewa oleh AS. Mobil jenis Honda Brio berpelat B 2694 KZO ini disewa AS menggunakan identitas palsu.
“Ternyata, AS menyewa kendaraan dari CV Makmur Raya dengan menggunakan identitas palsu, berupa KTP dan Kartu Keluarga,” kata Suyudi lewat keterangannnya, Selasa (7/1/2025).
Usai menyewa mobil tersebut, AS menyerahkan mobil tersebut kepada IH, yang menyiapkan dokumen palsu untuk AS sebagai syarat untuk menyewa mobil.
Selain menyiapkan dokumen palsu, IH juga disebut daalang dari aksi penggelapan ini. Lantaran, IH sengaja memerintahkan AS untuk mencari unit mobil untuk digelapkan, sambil dirinya membuatkan identitas palsu.
"AS ini menyerahkan (mobil) kepada saudara IH yang masih DPO," ujar Suyudi.
Dalam perjalanannya, mobil rental yang disewa AS tersebut sempat beberapa kali berpindah tangan atau dijual. Pertama, AS menyerahkan kepada IH untuk dijual kepada RH seharga Rp23 juta.
Selanjutnya RH yang juga masih berstatus buron kembali menjual mobil tersebut kepada IS seharga Rp33 juta. Kemudian, dari IS, kendaraan tersebut kembali dijual kepada AA, anggota TNI AL, melalui perantara SY dengan harga Rp40 juta.
Suyudi menerangkan hasil pelacakan GPS kendaraan oleh CV Makmur Raya, diketahui bahwa GPS pada mobil tersebut sebagian besar telah dinonaktifkan.
“Satu masih aktif 2 GPS sudah tidak aktif. Karena 2 GPS tidak aktif pemilik rental saudara Agam dan ayahnya beserta timnya melakukan pencarian secara mandiri, sehingga mendapat informasi bahwa mobil ini ada di sekitar Pandeglang dan dilakukan pencarian," ujarnya.
Berbekal satu GPS yang masih aktif, mereka mengikuti pergerakan kendaraan yang sempat berpindah lokasi di sekitaran Pandeglang, hingga akhirnya terdeteksi di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak.
“Di situlah terjadi upaya perampasan, pengambil alihan dari pihak rental tapi karena adanya situasi tarik-menarik disana sehingga terjadilah peristiwa penembakan," ungkap Suyudi.