Siswa di Jakarta Akui Menu MBG Bikin Kenyang, Tapi Bukan Karena Rasa Makanannya

Senin, 06 Januari 2025 | 21:11 WIB
Siswa di Jakarta Akui Menu MBG Bikin Kenyang, Tapi Bukan Karena Rasa Makanannya
Para siswa menyantap Makanan Bergizi gratis di SDN 15 Slipi, Jakarta, Senin (6/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang siswa berinisial A dari SMPN 61 Jakarta Barat menyoroti soal kualitas menu dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) seharga Rp10 ribu. Ia mengaku sempat tidak habis menyantap makanan yang diberikan kepadanya.

Ia beralasan dalam beberapa kesempatan sejak uji coba, makanan dari program MBG tidak dihabiskannya. Sebab, ia merasa kekenyangan saat menyantap menu tersebut.

Misalnya, seperti pada saat hari pertama pelaksanaan MBG di sekolahnya, Senin (6/1/2025). Saat itu, menu yang disajikan adalah ayam teriyaki potongan kecil, tumis sayur kacang panjang, tahu goreng, nasi putih, dan jeruk satu buah.

"Enak sih. Tapi kadang nggak habis. Kekenyangan," ujar A kepada Suara.com, Senin (6/1/2025).

Baca Juga: Istana Sebut Susu Bukan Menu Wajib Dalam Makan Bergizi Gratis: Minimal Seminggu Sekali

Kekenyangan A bukan karena lahap menyantap hidangannya. Melainkan perutnya kembung lantaran harus meminum air putih agar makanan bisa ditelan.

"(Kekenyangan karena) minum air putih mulu. Setiap makan minum air putih mulu. Iya (biar tertelan)," jelasnya.

Dia kemudian juga mengeluhkan soal pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolahnya. Sebab, adanya kebijakan ini membuat uang jajan hariannya dipangkas orang tuanya.

A mengatakan, selama ini setiap harinya ia mendapat uang jajan sebesar Rp20 ribu. Namun, setelah adanya MBG, kini uang jajannya dipangkas sebesar Rp5 ribu.

Sebab, orang tua A beranggapan uang jajan yang seharusnya dipakai membeli makan siang kini sudah ditanggung oleh pemerintah.

Baca Juga: Prabowo Tak Pantau Langsung Hari Pertama Makan Bergizi Gratis di Sekolah, Begini Penjelasan Elite Gerindra

"Iya (uang jajan berkurang) dari Rp20 ribu ke 15 ribu," ujar A saat ditemui Suara.com.

Tak hanya itu, A juga mengeluhkan soal rasa makanan yang MBG yang kurang cocok dengan seleranya. Ia bahkan kerap tidak habis menyantap menu yang disajikan.

Siswa lainnya berinisial R menyesalkan pada hari pertama pelaksanaan MBG para siswa tak mendapatkan susu.

"Kok tumben ya nggak dapat susu?" jelas R.

R mengatakan, sekolahnya sudah sejak beberapa bulan lalu menjalani uji coba program MBG. Ia mengakui, memang dalam beberapa kesempatan terdapat susu dalam paket makanan yang diterima.

"Pernah (MBG) dapat susu," kata R.

R mengatakan, biasanya ketika ia mendapatkan susu, menu yang diterima lebih sedikit. Ia mencontohkan pada pelaksanaan hari pertama ini ia dapat dua potong tahu meski tak menerima susu.

Para siswa menyantap Makanan Bergizi gratis di SDN 15 Slipi, Jakarta, Senin (6/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Para siswa menyantap Makanan Bergizi gratis di SDN 15 Slipi, Jakarta, Senin (6/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Kalau dapet susu mah kadang-kadang kurang ya. Lauknya lebih dikit. Ini dapet tahu. Kalo gak dapet susu ditambahin tahu," tuturnya.

Diketahui, pada hari pertama pelaksanaan program ini, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Teguh Setyabudi mendatangi SMPN 61, Jakarta Barat. Ia juga ikut membagikan kotak MBG itu bersama para guru.

Kemudian, Teguh sempat memberikan sambutan di salah satu kelas.

"Alhamdulillah hari ini program makan bergizi gratis sudah dimulai di seluruh Indonesia," ujar Teguh di hadapan para siswa, Senin (6/12/2024).

Teguh mengatakan, pihaknya akan mendukung penuh program yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto ini. Di Jakarta sendiri program MBG saat ini sudah dilaksanakan di 4 SPPG.

Sementara, di SMPN 61 Jakarta Barat sendiri ada 655 siswa yang menerima paket makan siang hari ini.

"Untuk di wilayah DKI Jakarta pada hari ini sudah beroperasi 4 SPPG dengan 41 sekolah yang dilayani, kemudian juga mensuplai untuk 12.054 makanan untuk para siswa," ucapnya.

Terkait menu makanan, Teguh menyebut tiap hari siswa akan mendapatkan menu yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan agar siswa tak bosan dan mau memakannya secara rutin.

"Variasi menu ini akan selalu berganti dan nanti kita juga harapkan dari sisi pengawasan, kualitasnya juga akan tetap terjaga," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI