Program Makan Bergizi Gratis Dimulai, SPPG Kebayunan Depok Siapkan 16 Ribu Porsi per Hari

Senin, 06 Januari 2025 | 16:13 WIB
Program Makan Bergizi Gratis Dimulai, SPPG Kebayunan Depok Siapkan 16 Ribu Porsi per Hari
Tim dari Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Kebayunan Depok menyiapkan menu makanan bergizi. (Suara.com/Iman Firmansyah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi dimulai serentak secara bertahap di berbagai daerah, salah satunya di Kota Depok.

Tercatat, ada enam Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG di Depok yang tersebar di wilayah Tapos, salah satunya terletak di Kebayunan. Dapur MBG Kebayunan sendiri per harinya memproduksi 16.000 porsi makanan yang diperuntukkan bagi 3.000 siswa mulai dari PAUD, TK, SD, SMP dan SMA.

Staf Khusus Kepala Komunikasi Kepresidenan/Presidential Communication Office (PCO), Hafizhul Mizan, mengatakan belasan ribu porsi makanan tersebut didistribusikan ke sekolah-sekolah dalam radius 3,5 kilometer dari Dapur MBG.

“Jadi jumlahnya cukup besar dari dapur ini, karena ada lima dapur, berbeda dari dapur lain yang hanya satu dalam satu tempat. Sementara itu ada 200 karyawan di sini, masing-masing dapur ada 40 dan diserap dari masyarakat sekitar,” ucapnya kepada media, di Kebayunan, Depok, Senin (6/1/2025).

Baca Juga: MBG di Bogor, Bima Arya Temukan Murid Kesulitan Potong Daging

Ia mengatakan Program MBG merupakan investasi yang diinginkan presiden Prabowo menuju Indonesia Emas 2045 dan diharapkan menjadi sesuatu hal yang baik bagi bangsa.

“Menu untuk makan bergizi gratis adalah wewenang dari masing-masing dapur, ada ahli gizi yang ditempatkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mengatur gizi di masing-masing tempat,” terang Hafizh.

Kepala SPPG Kebayunan, Novia Ayu, menjelaskan, Dapur MBG Kebayunan saat ini adalah dapur terbesar di Depok dan untuk proses pengolahan bahan baku, pembukaan segel hingga distribusi sudah memenuhi ketentuan dari BGN.

“Kita ada ruang sendiri yang penyimpanan bahan baku, bahan baku yang kering maupun yang basah, itu punya standar sendiri dari BGN. Bahkan di beberapa ruangan sudah disediakan sesuai standar BGN,” ungkapnya.

Untuk keperluan bahan baku, timnya juga melibatkan UMKM sekitar dapur yang didominasi pertanian.

Baca Juga: Tak Tahu Disebar Hari Ini, Wakepsek SMAN 70 Ngeluh Saat Gibran Uji Coba Makan Bergizi Gratis: Sampahnya Numpuk di Kelas

"Kalau lihat di belakang dapur, ini dibelakangnya ada (kebun) bayam, ada kangkung. Salah satu yang melibatkan petani adalah bahan baku kami mengambil langsung dari petani, seperti hari ini di dapur 4, menunya ada bayam ditentukan oleh ahli gizi BGN, Kami mengambilnya dari petani,” imbuhnya.

Sementara untuk menu makanan, Novia memastikan setiap hari akan ada variasi dan sudah menyesuaikan kandungan gizi yang didapat untuk para penerima makanan bergizi.

“Untuk menu susu tidak setiap hari. Bisa seminggu sekali, bisa seminggu dua kali; karena jika setiap hari menunya sama, pasti bosan. Kita melihat dari penerimanya dari balita PAUD, siswa SD, SMP, SMA menunya pun berbeda. Termasuk kandungan gizinya pun berbeda-beda, tergantung kebutuhannya yang diikuti dari umur dari berat badan. Yang pasti walaupun tidak menggunakan susu, ahli gizi sudah menyesuaikan kandungan gizi yang didapat,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI