Suara.com - Seorang turis Spanyol berusia 22 tahun meninggal di Thailand setelah diserang seekor gajah saat memandikan hewan tersebut di sebuah pusat perawatan gajah.
Blanca Ojanguren Garcia, seorang warga Valladolid di Spanyol barat laut, sedang memandikan seekor gajah di Koh Yao Elephant Care pada hari Jumat, 3 Januari, ketika hewan tersebut menusuknya dengan gadingnya, seperti dilaporkan oleh media Spanyol El Mundo dan El Pais.
Ia kemudian meninggal karena luka-lukanya. Saat itu, Garcia sedang mengunjungi Pulau Yao Yai di Thailand barat daya bersama pacarnya. Pihak berwenang belum merilis rincian tentang tingkat keparahan luka-lukanya atau apakah pacarnya juga terluka.
Garcia adalah seorang mahasiswa tahun kelima di Universitas Navarra di Pamplona, Spanyol, yang sedang menempuh pendidikan di bidang Hukum dan Hubungan Internasional. Sebagai bagian dari studinya, ia mengikuti program pertukaran pelajar di Taiwan. Universitas telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan kesedihan mendalam atas kematian tragisnya, menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya, dan meminta doa untuk jiwanya.
Baca Juga: Final AMEC 2024: Vietnam dan Thailand Bertarung untuk Jadi Pemilik Laga Final Ketiga
Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Spanyol mengonfirmasi kematian Blanca dan mengatakan bahwa mereka membantu kerabatnya, yang diperkirakan tinggal di Valladolid.
"Kami dapat mengonfirmasi kematian tragis seorang turis Spanyol dalam sebuah kecelakaan. Konsulat Spanyol di Bangkok sedang menghubungi kerabat korban dan menawarkan semua bantuan konsuler yang diperlukan, sebagaimana lazimnya dalam situasi seperti ini," kata pernyataan tersebut.
Menurut para ahli, serangan gajah tersebut mungkin dipicu oleh stres yang disebabkan oleh kehidupan dan interaksi dengan wisatawan di luar ekosistem alaminya, sebagaimana dilaporkan oleh surat kabar Clarin.
Di Thailand, memandikan dan memandikan gajah merupakan kegiatan wisata yang umum, yang berpotensi mengganggu perilaku alami hewan tersebut dan menyebabkan mereka stres yang tidak semestinya.
Thailand adalah rumah bagi populasi gajah yang signifikan, dengan Departemen Taman Nasional memperkirakan bahwa lebih dari 4.000 gajah liar tinggal di tempat perlindungan, taman, dan cagar alamnya. Selain itu, ada sekitar 4.000 gajah peliharaan, yang terutama digunakan dalam pertunjukan wisata.
Baca Juga: Thailand Pamer Mental Petarung, Siap Tuntaskan Balas Dendam Lawan Vietnam
Namun, perlakuan terhadap gajah-gajah peliharaan ini menjadi perhatian. Organisasi Perlindungan Hewan Dunia memperkirakan bahwa 2.798 gajah ditawan di tempat-tempat wisata di seluruh Thailand, sering kali dikurung dalam isolasi dan dipaksa melakukan trik dan aktivitas yang tidak wajar.
Organisasi tersebut juga melaporkan bahwa para pelatih sering kali menggunakan metode pelatihan yang kejam dan berbasis hukuman, termasuk penyiksaan fisik dengan tongkat atau benda logam tajam.
Terutama, Thailand telah melakukan upaya signifikan untuk melindungi populasi gajahnya. Negara ini telah menetapkan kawasan lindung, seperti Kompleks Hutan Barat, yang menyediakan habitat bagi sejumlah besar gajah liar.
Lebih jauh, Thailand telah menerapkan undang-undang, termasuk Undang-Undang Gading Gajah dan Undang-Undang Konservasi dan Perlindungan Satwa Liar, untuk menjaga kesejahteraan gajah dan mencegah eksploitasi.
Komentar
Konflik manusia-gajah telah meningkat di Thailand, khususnya sejak tahun 2000. Menurut data dari departemen taman nasional Thailand, setidaknya ada 227 kematian yang disebabkan oleh serangan gajah liar dalam 12 tahun terakhir, termasuk 39 kematian pada tahun 2024.