Tegang! Israel Tuduh Hizbullah Langgar Gencatan Senjata, Ancam Aksi Militer

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Senin, 06 Januari 2025 | 05:49 WIB
Tegang! Israel Tuduh Hizbullah Langgar Gencatan Senjata, Ancam Aksi Militer
Ilustrasi Bendera Hizbullah. (istockphoto.com/shmooj)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menuduh kelompok Hizbullah Lebanon melanggar ketentuan perjanjian gencatan senjata yang dicapai antara kedua belah pihak pada akhir November, dan memperingatkan konsekuensinya.
Katz mengatakan jika Hizbullah tidak menarik diri dari Lebanon selatan, tidak akan ada kesepakatan,” dan Israel akan dipaksa untuk bertindak.

Menteri Israel menekankan bahwa Hizbullah belum menarik diri “di luar Sungai Litani” di Lebanon selatan, dengan keyakinan bahwa hal ini akan mengurangi ancaman sekitar 40 kilometer dari permukimannya.

Ia menambahkan, “Jika kondisi ini tidak terpenuhi, tidak akan ada kesepakatan, dan Israel akan dipaksa untuk bertindak sendiri untuk memastikan kembalinya penduduk utara ke rumah mereka dengan aman,” menurut AFP.

Kesepakatan yang dicapai pada 27 November untuk menghentikan perang Israel-Hizbullah mengharuskan Hizbullah untuk segera meletakkan senjatanya di Lebanon selatan dan memberi Israel waktu 60 hari untuk menarik pasukannya di sana dan menyerahkan kendali kepada tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB.

Baca Juga: When The Phone Rings Tuai Kritik Pedas Usai Bahas Konflik Palestina-Israel

Sejauh ini, Israel baru menarik diri dari dua dari lusinan kota yang dikuasainya di Lebanon selatan. Dan Israel terus menyerang apa yang disebutnya sebagai pangkalan milik Hizbullah, yang dituduhnya berupaya meluncurkan roket dan memindahkan senjata sebelum dapat disita dan dihancurkan, AP melaporkan.

Hizbullah, yang jumlahnya sangat berkurang selama hampir 14 bulan perang, telah mengancam akan melanjutkan pertempuran jika Israel tidak sepenuhnya menarik pasukannya sebelum batas waktu 60 hari.

Namun, meskipun ada tuduhan dari kedua belah pihak tentang ratusan pelanggaran gencatan senjata, gencatan senjata kemungkinan akan tetap berlaku, kata para analis. Itu adalah kabar baik bagi ribuan keluarga Israel dan Lebanon yang mengungsi akibat perang yang masih menunggu untuk kembali ke rumah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI