Israel Membela Serangan ke Rumah Sakit di Gaza, PBB dan WHO Kritik Keras

Bella Suara.Com
Minggu, 05 Januari 2025 | 04:05 WIB
Israel Membela Serangan ke Rumah Sakit di Gaza, PBB dan WHO Kritik Keras
Api dan asap mengepul dari lokasi serangan udara Israel di sekitar tenda-tenda pengungsi di dalam tembok Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah, di Jalur Gaza, Palestina, Senin (14/10/2024). [United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees (UNRWA) / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Israel pada Jumat membela serangan ke rumah sakit di Gaza utara pekan lalu, meskipun Kepala Hak Asasi Manusia PBB menyebut pembenarannya tidak memiliki dasar yang kuat. Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Israel untuk segera membebaskan direktur rumah sakit yang ditahan.

Duta Besar Israel untuk PBB di Jenewa, Daniel Meron, mengunggah surat yang dikirimnya kepada WHO dan pejabat HAM PBB, Volker Turk. Dalam surat tersebut, ia menyatakan bahwa serangan terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan dilakukan berdasarkan "bukti tak terbantahkan" bahwa militan Hamas dan Jihad Islam Palestina menggunakan fasilitas tersebut.

Meron menegaskan bahwa pasukan Israel telah mengambil "langkah luar biasa untuk melindungi warga sipil" berdasarkan intelijen yang dapat dipercaya.

Namun, Turk dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Jumat menyebut bahwa Israel tidak memberikan bukti kuat atas klaim tersebut. "Banyak dari klaim ini tidak terbukti, sering kali bersifat samar dan luas. Dalam beberapa kasus, justru bertentangan dengan informasi yang tersedia secara publik," ujarnya.

Baca Juga: Israel Lancarkan Serangan Baru ke Lebanon, Gencatan Senjata Kembali Dilanggar

Ia menyerukan penyelidikan independen, menyeluruh, dan transparan terhadap semua serangan Israel terhadap rumah sakit, infrastruktur kesehatan, serta tenaga medis, termasuk dugaan penyalahgunaan fasilitas tersebut.

Sementara itu, Wakil Duta Besar Israel untuk PBB, Jonathan Miller, mengatakan bahwa lebih dari 240 tersangka teroris telah ditangkap dalam serangan itu, termasuk 15 orang yang diduga terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023 di Israel selatan, yang menjadi pemicu perang di Jalur Gaza. Direktur rumah sakit, Hussam Abu Safiya, juga ditahan dalam operasi tersebut.

"Kami mencurigainya sebagai anggota Hamas, mengingat ratusan teroris Hamas dan Jihad Islam bersembunyi di dalam Rumah Sakit Kamal Adwan di bawah pengelolaannya. Saat ini, dia sedang diselidiki oleh pasukan keamanan Israel," ujar Miller.

WHO mengungkapkan keprihatinan mendalam atas nasib Abu Safiya. Perwakilan WHO, Richard Peeperkorn, menyatakan bahwa pihaknya telah kehilangan kontak dengan Abu Safiya dan menyerukan pembebasannya segera.

Sementara itu, Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Dorothy Shea, mengatakan bahwa AS sedang mengumpulkan informasi mengenai Abu Safiya.

Baca Juga: Doha Jadi Saksi Bisu Negosiasi Sengit Gencatan Senjata di Jalur Gaza, Ini Respon Amerika Serikat

Dalam pertemuan tersebut, utusan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, tak kuasa menahan air mata saat mengenang pesan dokter Médecins Sans Frontières, Mahmoud Abu Nujaila, yang tewas dalam serangan ke Rumah Sakit Al Awda di Gaza pada November 2023.

Mansour mengutip tulisan Nujaila di papan tulis rumah sakit yang digunakan untuk perencanaan operasi: "Siapa pun yang bertahan hingga akhir, akan menceritakan kisah ini. Kami telah melakukan yang kami bisa. Ingatlah kami."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI