Modus Baru! Model Amerika Gadungan Peras 700 Wanita di Aplikasi Kencan

Bella Suara.Com
Sabtu, 04 Januari 2025 | 18:13 WIB
Modus Baru! Model Amerika Gadungan Peras 700 Wanita di Aplikasi Kencan
Ilustrasi model laki-laki [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang rekruter perusahaan swasta di Noida, Uttar Pradesh, menjalani kehidupan ganda sebagai penipu ulung di platform kencan online. Pria bernama Tushar Singh Bisht (23) ini ditangkap di kawasan Shakarpur, Delhi Timur, pada Jumat (5/1) setelah dilaporkan telah menipu lebih dari 700 wanita dengan berpura-pura sebagai model asal Amerika Serikat.

Tushar, lulusan Administrasi Bisnis (BBA), bekerja sebagai rekruter teknis di sebuah perusahaan swasta selama tiga tahun terakhir. Meski memiliki pekerjaan tetap, ia terjerumus ke dalam dunia kejahatan siber yang didorong oleh motif keserakahan dan keinginan pribadi.

Dengan menggunakan nomor ponsel internasional virtual yang diperoleh melalui aplikasi, Tushar membuat berbagai profil palsu di platform kencan dan media sosial seperti Bumble dan Snapchat. Ia mengaku sebagai model freelance asal AS yang tengah berkunjung ke India.

Menggunakan foto-foto dan cerita dari seorang model Brasil asli, ia menargetkan wanita berusia 18 hingga 30 tahun.

Baca Juga: Paras Menawan Dan Body Goals, Ini Potret Vika Kolesnaya Pacar Billy Syahputra di Bali

Aplikasi kencan online Sugarbook pertemukan Sugar Baby dan Sugar Daddy. (Dok. Sugarbook)
Aplikasi kencan online Sugarbook pertemukan Sugar Baby dan Sugar Daddy. (Dok. Sugarbook)

Setelah berhasil mendapatkan kepercayaan para korbannya, Tushar meminta nomor ponsel serta foto atau video pribadi mereka. Awalnya, aktivitas ini dilakukan demi kesenangan pribadi, namun kemudian berkembang menjadi aksi pemerasan.

"Tushar menggunakan konten pribadi para korban untuk mengancam mereka. Jika permintaannya ditolak, ia mengancam akan menyebarkan materi tersebut di internet atau menjualnya di dark web," ungkap pihak kepolisian.

Salah satu korban, seorang mahasiswi tahun kedua Universitas Delhi, menjadi awal terbongkarnya kejahatan ini. Ia melaporkan kasusnya ke Kepolisian Siber Delhi Barat pada 13 Desember 2024.

Korban pertama kali berkenalan dengan Tushar melalui Bumble pada Januari 2024. Mengaku sebagai model asal AS, Tushar menjalin pertemanan hingga akhirnya beralih ke obrolan pribadi di WhatsApp dan Snapchat.

Dalam percakapan mereka, korban membagikan beberapa foto dan video pribadi. Namun, ketika korban meminta untuk bertemu langsung, Tushar selalu mengelak. Tak lama setelah itu, ia mulai mengancam korban dengan mengirimkan salah satu video pribadi dan meminta uang. Tertekan dengan ancaman tersebut, korban sempat memberikan sejumlah uang sebelum akhirnya memutuskan untuk melapor setelah berdiskusi dengan keluarganya.

Baca Juga: 4 Turnamen BWF World Tour di Januari 2025, Salah Satunya Indonesia Masters

Polisi Siber Delhi Barat, di bawah pimpinan ACP Arvind Yadav, segera membentuk tim investigasi khusus. Setelah melakukan analisis teknis dan pengumpulan informasi, polisi berhasil melacak jejak digital Tushar dan menggerebek tempat persembunyiannya di Shakarpur.

Dalam penggerebekan, polisi menemukan berbagai barang bukti, termasuk ponsel yang berisi data-data sensitif, nomor ponsel virtual internasional, serta 13 kartu kredit dari berbagai bank. Selain itu, polisi juga menemukan lebih dari 60 percakapan WhatsApp dengan wanita dari Delhi dan sekitarnya.

Hasil penyelidikan awal menunjukkan bahwa Tushar memiliki dua rekening bank. Salah satu rekening berisi transaksi dari para korban, sedangkan rincian rekening kedua masih dalam tahap pemeriksaan lebih lanjut. Polisi menduga ada lebih banyak korban yang belum melapor karena takut atau malu.

Kepolisian mengimbau masyarakat, khususnya pengguna platform kencan online, untuk lebih waspada terhadap orang-orang yang baru dikenal di dunia maya.

"Jangan mudah percaya pada identitas yang diklaim seseorang di media sosial atau aplikasi kencan. Pastikan selalu menjaga privasi dan hindari membagikan informasi atau konten pribadi kepada orang yang tidak dikenal," ujar ACP Yadav.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI