Demi Jadi Kota Global, Jakarta Disarankan 'Contek' Tata Kota Metropolitan Tokyo

BellaLilis Varwati Suara.Com
Jum'at, 03 Januari 2025 | 20:51 WIB
Demi Jadi Kota Global, Jakarta Disarankan 'Contek' Tata Kota Metropolitan Tokyo
Suasana di Bundaran Hotel Indonesi (HI), Jakarta, Selasa (23/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jakarta direncanakan bisa menjadi kota bisnis berskala global, mengingat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta 2025 terbesar sepanjang sejarah, yakni Rp 91,34 triliun.

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Yayat Supriyatna mengatakan, rencana tersebut seharusnya tidak mustahil untuk dilakukan dengan nominal APBD sebanyak itu.

"Angka itu bisa mendongkrak ekonomi Jakarta. Tapi sebetulnya 90 (triliun) itu masih bisa kita dorong lebih besar lagi tergantung kepada sejauh mana Jakarta ramah investasi," kata Yayat kepada suara.com, dihubungi Jumat (3/1/2025).

Sebagai contoh, menurut Yayat, wilayah Metropolitan Tokyo di Jepang bisa jadi 'kiblat' bagi Jakarta untuk bersiap menjadi megapolitan dunia. Karena dari jumlah penduduknya, Jakarta digabung dengan wilayah Bodetabek maka selisih jumlah penduduknya hampir sama.

Baca Juga: Debut Mengecewakan di Proliga 2025, Sabina Altynbekova: Kami Gugup...

"Megabolitan terbesar dunia adalah metropolitan Tokyo. Jakarta ini, Jabodetabek, megabolitan atau metropolitan kedua terbesar dunia dari jumlah penduduk," ujar Yayat.

Dia menyebutkan bahwa keunggulan Tokyo sebagai kota global ada pada sistem transportasi berbasis rel. Sehingga, dengan wilayah yang luas serta jumlah penduduk yang padat, bisa terlayani hingga berbagai lokasi dengan fasilitas transportasi umum.

"Jadi bagaimana 35 juta penduduk di metropolitan Tokyo itu dilayani oleh angkutan kereta api. Berapa persen yang dilayani oleh kereta api, berapa persen yang dilayani oleh bus," ucapnya.

Namun, kendala yang masih dihadapi Jakarta saat ini, menurut Yayat, masih terbatasnya keunggulan kereta api atau berbasis rel. Dia mengatakan bahwa perluasan transportasi umum berbasis rel, baik itu MRT maupun LRT, akan mendorong perubahan yang siginifikan terhadap perkembangan Jakarta.

"Kita juga harus bisa belajar dari negara-negara dengan tingkat penduduk yang lebih padat untuk sistem pelayanan transportasi. Kalau saya bandingkan ya, yang mendekati itu di sanalah model Tokyo dengan pelayanan transportasi berbasis rel. Itu sebagai role model karena dia melingkupi pelayanan sampai kota-kota pinggir," pungkasnya.

Baca Juga: Jakarta Menuju Kota Global, Pengamat Sarankan Transportasi Rel Jadi Prioritas Utama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI