Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Ronny F. Sompie alias Ronny Sompie, eks Direktur Jenderal Imigrasi, sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi yang melibatkan Harun Masiku dan Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan. Pemeriksaan berlangsung pada Jumat (3/12/2025) di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.
“Betul, saksi RFS telah hadir hari ini. Yang bersangkutan dimintai keterangan terkait perkara tersangka HM, HK, dan DTI,” jelas Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto, seperti yang dikutip dari Antara.
Penyelidikan kasus ini terus berlanjut setelah KPK menetapkan dua tersangka baru pada 24 Desember 2024, yaitu Hasto Kristiyanto dan advokat Donny Tri Istiqomah (DTI).
Menurut Ketua KPK Setyo Budiyanto, Hasto diduga mengatur suap kepada Wahyu Setiawan, mantan Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), untuk menetapkan Harun Masiku sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Dapil I Sumatera Selatan.
Hasto Kristiyanto juga diduga memerintahkan DTI untuk mengantarkan uang suap senilai 19.000 dolar Singapura dan 38.350 dolar AS kepada Wahyu Setiawan melalui kader PDIP Agustiani Tio Fridelina.
Suap ini diberikan antara 16 hingga 23 Desember 2019. Selain itu, Hasto juga dijerat dalam perkara obstruction of justice, yakni merintangi penyidikan dengan menyembunyikan barang bukti dan membantu pelarian Harun Masiku.
Sejak 17 Januari 2020, Harun Masiku telah dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO) terkait dugaan pemberian hadiah atau janji kepada penyelenggara negara guna meloloskan dirinya sebagai calon anggota DPR RI.
Sementara itu, Wahyu Setiawan, yang juga terlibat dalam kasus ini, telah menjalani hukuman pidana tujuh tahun penjara dan saat ini mendapatkan bebas bersyarat.
Kekayaan Ronnie Sompie
Sebagai orang yang lama berkecimpung di Polri dan pemerintahan Indonesia, kekayaan Ronnie Sompie turu menjadi sorotan publik. Lantas, seberapa kaya Ronnie Sompie?
Sosok Ronny F Sompie bukanlah nama baru di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM. Dia lahir di Manado pada 17 September 1961, merupakan lulusan Akpol 1984 dan anak seorang prajurit TNI AL, Gimon Maxmillian Sompie.
Sebagai "anak kolong," ia terbiasa hidup berpindah-pindah mengikuti dinas sang ayah. Ia menyelesaikan pendidikan dasar di Minahasa, mulai dari SD GMIM Sukur hingga SMP Negeri Airmadidi, sebelum melanjutkan ke Akademi Militer.
Ronny memulai kariernya di Polri dengan menduduki berbagai jabatan penting. Pada 2003, ia menjabat Kapolres Sidoarjo, kemudian menjadi Direskrimum Polda Sumut dua tahun setelahnya. Kariernya terus melesat hingga ia menjadi Kadiv Humas Polri pada 2013 dan Kapolda Bali pada 2015.
Selama perjalanan kariernya, Ronny juga pernah menerima anugerah Bintang Jasa Utama dari Presiden Joko Widodo pada 2019. Penghargaan ini menambah panjang daftar pencapaian Ronny sebelum ia memutuskan terjun ke dunia politik.
Berdasarkan laporan LHKPN pada 2018, total kekayaan Ronny F Sompie mencapai Rp 37 miliar. Harta tersebut terdiri dari tanah, bangunan, kendaraan bermotor, dan aset lainnya.
Tanah dan bangunan milik Ronny tersebar di berbagai lokasi strategis seperti Minahasa dan Surabaya, dengan total nilai mencapai Rp22,6 miliar.
Selain itu, ia memiliki aset bergerak senilai Rp463 juta, termasuk tiga mobil pribadi. Salah satu koleksi mobilnya adalah Nissan Patrol tahun 1992, yang saat ini bernilai Rp190 juta.