Suara.com - Dewan Pengurus Transparency International Indonesia (TII), Bivitri Susanti bak menjawab pernyataan Mantan Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi) soal dirinya yang merasa diframing jahat sebagai tokoh terkorup.
Jokowi bahkan mengatakan bahwa akhir-akhir ini banyak yang memfitnah dirinya, hingga menuduh hal-hal tanpa bukti.
“Terkorup apa? Yang dikorupsi apa?,” ujar Jokowi.
Menanggapi hal ini, Bivitri mengatakan bahwa siapa saja berhak untuk menyanggah maupun menyalahkan hasil riset tersebut. Bahkan jika memang terbukti salah maka harus bisa membuktikannya.
Baca Juga: Cara Jadi Mitra Program Makan Bergizi Gratis, Ikuti Persyaratan Ini
“Namanya juga wartawan, menurut saya ini bagus, jurnalis investigasi itu kan sebenernya kumpulan wartawan yang memang melakukan hal-hal sifatnya mendalam, jadi dengan apa yang sudah mereka lontarkan, bagus sekali untuk ditindaklanjuti,” ujar Bivitri.
“Misalnya dikatakan wah itu salah, ya silahkan buktikan kalau misalnya itu semuanya salah gitu,” tambahnya.
Bivitri menjelaskan bahwa bukan pihaknya yang membuat riset, melainkan OCCRP yang merupakan jaringan besar dari para jurnalis yang melakukan investigasi.
“Bukan kami yang membuat riset ya, jadi memang OCCRP itu jaringan besar dari orang-orang atau jurnalis yang melakukan investigasi, dan ini sangat lazim,” urainya.
Menurut Bivitri siapa saja orangnya jika mendapatkan penilaian jelek tentu tidak akan terima, tak terkecuali Jokowi.
Baca Juga: Prabowo Ingin Hapus Hukuman Koruptor, Pandji: Enak Bener
“Iya kalau Pak Jokowi yang ditanya pasti ya, siapa saja kalau ditanya ada yang bilang kamu jelek lo, pasti dia akan membalasnya tentu saja dengan defensive duluan,” tandasnya.
“Tapi saya mau mengingatkan semuanya, termasuk Pak Jokowi, melihat reporting dari jurnalis seperti ini tidak boleh pakai kerangka hukum pidana, belum pernah tuh ada putusan pengadilannya,dan itulah tugas dari jurnalis untuk melaporkan hal-hal seperti ini,” tambahnya.
Bivitri mengatakan bahwa hasil riset tersebut justru baik untuk ke depannya dalam memilih sosok pemimpin.
“Saya kira ini menjadi bagus buat kita untuk memikirkan Kembali, kalaupun belum ada putusan pengadilannya, kedepannya apa nih yang mesti kita lakukan supaya pemimpin yang seperti ini citranya tidak bisa muncul lagi,” ucapnya.
Kontributor : Kanita