Suara.com - Pernyataan Hasto Kristiyanto yang menyinggung soal tiga periode dalam pesannya saat ditetapkan menjadi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus Harun Masiku membuat Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi angkat bicara.
Saat ditemui awak media di kediamannya, Jokowi langsung menepis pernyataan Hasto mengenai tiga periode yang didengungkan Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Sembari mengerutkan dahi dan menegaskan kata-kata dengan intonasi penuh penekanan, Jokowi mengatakan tidak pernah menginginkan tiga periode.
"Ya, ini saya ulang lagi. Tidak pernah yang namanya saya minta perpanjangan atau tiga periode kepada siapapun," terangnya saat ditemui, Senin (30/12/2024).
Baca Juga: Jokowi Bantah Gulirkan Isu 3 Periode, PDIP Ogah Ladeni: Ada yang Percaya Selain Buzzer?
Bahkan, masih dengan ekspresi yang sama Jokowi meminta hal tersebut ditanyakan langsung kepada Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, maupun Ketua DPP PDIP Puan Maharani serta ke partai-partai.
"Tanyakan saja ke ibu Megawati, atau tanyakan saja ke Mbak Puan, atau tanyakan saja ke partai-partai. Kapan, di mana atau siapa yang saya utus. Nggak pernah ada," jelas dia.
Ia kemudian menegaskan agar tidak perlu membuat perspektif publik menjadi negatif dengan hal yang diklaim tidak dilakukannya.
"Jadi jangan menjadi framing jahat seperti itu. Nggak baik," lanjutnya.
Sebelumnya, Hasto berpandangan bahwa penersangkaannya dalam kasus Harun Masiku terkait dengan isu politis. KPK sendiri menegaskan bahwa penetapan tersangka kepada Harun Masiku karena terkait kasus suap penggantian antar waktu (PAW) DPR Harun Masiku.
Baca Juga: Perang Pernyataan! Jokowi Bantah Minta 3 Periode, PDIP: Emang Ada yang Percaya Selain Buzzer?
"Ketika muncul berbagai intimidasi agar tidak dilakukan pemecatan terhadap sosok yang memiliki ambisi kekuasaan sehingga konstitusi pun sepertinya mau dilanggar dengan perpanjangan masa jabatan tiga periode, ataupun perpanjangan masa jabatan itu, maka demi konstitusi Ibu Mega kokoh berdiri menjaga demokrasi," ujar Hasto.