Suara.com - Pemerintah sepakat untuk tidak melakukan impor beras pada tahun depan. Kesepakatan itu diambil langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dalam rapat terbatas atau ratas membahas perihal swasembada pangan di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin sore.
Usai rapat, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas memaparkan sejumlah hasil. Ia bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan keterangan pers. Prabowo di dalam rapat meminta agar swasembada pangan diupayakan.
"Harus bekerja keras, semua pihak, dan fokus utama swasembada pangan," kata Zulhas di komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (30/12/2024).
Zulhas mengungkapkan kebijakan yang telah diambil dalam rapat terkait swasembada pangan, yaitu tidak melakukan impor beras, jagung, hinga gula dan garam.
Baca Juga: Sebut Nama Megawati, Jokowi Geram Difitnah Ngotot 3 Periode: Jangan Jahat, Gak Baik!
"Alhamdulillah tadi, dalam ratas yang pertama, kami sudah memutuskan, yang pertama dulu tidak impor beras, pak mentan ya, tahun depan, tidak berani. Tidak impor beras, kemudian jagung, tambah jagung, tambah gula untuk konsumsi, tambah garam," kata Zulhas.
Di sisi lain, Zulhas menyampaikan kabar positif adanya kenaikan produksi sejumlah komoditas pangan.
"Yang kedua, baru saja kami rapatnya panjang, hampir 2 jam setengah karena memang seru, ratas, tapi perdebatan, ada perdebatan yang menarik, tapi perdebatan dalam artian karena positif, karena positif, karena Januari saja produksi beras kita sudah naik dari 0,8 jadi 1,3; jadi 1,3. Nah, yang Februari, Februari 0,8 jadi 2,08. 2,08 produksi beras, 2,08 juta. Januari dari 0,35 naik ke 1,3," tutur Zulhas.
Harga Gabah Naik
Melalui pembahasan di ratas, Prabowo sekaligus mengambil kebijakan mengenai kenaikan harga gabah. Kenaikan harga gabah menjadi kabar gembira untuk petani. Selain gabah, kenaikan juga untuk harga jagung. Kedua harga konidtas tersebut mengalami kenaikan Rp500 untuk setiap kilogram.
Baca Juga: Pasang Badan buat Sri Mulyani, Prabowo Ultimatum ke Jajaran Kabinet: Jangan Ganggu Menkeu Terus
"Tadi melalui perdebatan yang panjang, kita tadi sudah diputuskan membawa presiden, kabar gembira untuk para petani, harga gabah sudah disepakati naik dari Rp6.000 menjadi Rp6.500. Iya kan Pak, tadi, Pak Mentan? Iya. Satu, harga HPP, beras. Dua, jagung disepakati harganya naik dari Rp5.000 menjadi Rp5.500," kata Zulhas.
Selain itu, Zulhas menekankan bahwa pemerintah akan menampung berapapun produksi gavah hingga jagung yang dihasilkan petani.
Dan poin penting, ya tadi, menjadi keputusan bersejarah, saya kira, dalam rapat-rapat kabinet yang saya ikuti, ini, hari ini kita mengambil keputusan bersejarah.
"Berapapun produksi gabah dan jagung petani akan ditampung sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berapa saja, jagung dan gabah petani. Ini baru satu keputusan yang berani," kata Zulhas.
Bukan hanya menyoal menampung produksi dari petani, Prabowo turut membahas nengenai gudang penyimpanan hasil produksi gabah dan jagung.
"Jadi dalam perdebatanya, kalau beli, gudangnya di mana, nyimpannya di mana. Kami bahas sampai detail. Ada gudang bulog nanti akan dipergunakan, ada gudang resi gudang akan digunakan, ada gudang induk koperasi akan digunakan," kata Zulhas.
"Pendek kata, perintah prsiden memutuskan tadi, gabah dan jagung, berapapun produk petani, akan dibeli dengan harga HPP, Rp6.500 dan Rp5.500," ujar Zulhas.
Tidak Terpengaruh PPN 12 Persen
Zulhas memastikan sektor produk pangan tidaj akan terpengaruh kenaikan PPN 12 persen. Ia berujar harga produk-produk pangan tidak dikenakan PPN 12 persen.
"Seluruh produk pangan tidak ada kenaikan apapun yang dalam negeri. Titik. Jelas ya? Mau beras ketan, mau beras merah, mau apa. Tidak ada kenaikan PPN, apapun khusus semua pangan di dalam negeri. Semua pangan di dalam negeri tidak ada," tutur Zulhas.