Suara.com - Laporan terbaru mengenai peningkatan kasus infeksi pernapasan di China menjadi sorotan global. Pemerintah China langsung mengambil langkah serius, termasuk menguji coba sistem pemantauan khusus untuk pneumonia yang belum diketahui penyebabnya.
Langkah itu dianggap sebagai upaya yang tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit menular.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan, bahwa Indonesia dapat mengambil pelajaran penting dari situasi yang dialami China, sebagai berikut:
1. Pentingnya Surveilans dan Deteksi Dini
Pengendalian penyakit menular sangat bergantung pada kemampuan untuk melakukan surveilans dan deteksi dini. Upaya China dalam mengembangkan sistem pemantauan khusus untuk pneumonia, seperti diumumkan pada 27 Desember 2024, bisa menjadi contoh bagi Indonesia. Sistem serupa dapat diterapkan untuk berbagai penyakit menular lainnya, termasuk infeksi pernapasan.
2. Tren Musiman dan Antisipasi di Indonesia
Kasus influenza-like illness di China cenderung meningkat pada musim dingin. Sementara itu, Indonesia menghadapi tantangan serupa dengan peningkatan kasus demam berdarah (dengue) yang dilaporkan belakangan ini. Prof. Tjandra mengingatkan bahwa langkah antisipatif harus segera dilakukan untuk mengendalikan kasus pernapasan dan demam yang meningkat di musim ini.
3. Fluktuasi Kasus Influenza Global
Fluktuasi kasus influenza A dan B tidak hanya terjadi di China, tetapi juga di berbagai belahan dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara rutin mempublikasikan data epidemiologi ini agar negara-negara dapat mengambil langkah pencegahan. Indonesia perlu merujuk pada data global ini untuk memperkuat respons terhadap potensi wabah.
Baca Juga: Kenali Penyebab Pneumonia Pada Anak, IDI Kota Rembang Berikan Informasi Pengobatan
4. Human Metapneumovirus (HMPV)