Dari Pyongyang ke Moskow, Aliran Senjata dan Tentara Korut ke Rusia Makin Deras

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Sabtu, 28 Desember 2024 | 12:43 WIB
Dari Pyongyang ke Moskow, Aliran Senjata dan Tentara Korut ke Rusia Makin Deras
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah kanan) dan putrinya (tengah kiri) berpose dengan tentara yang berkontribusi dalam uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17 di lokasi rahasia, dalam foto tak bertanggal yang rilis pada Minggu (27/11/2022). [KCNA VIA KNS / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Korea Utara dan Rusia telah memperkuat hubungan militer mereka sejak invasi Moskow ke Ukraina pada Februari 2022.

Pakta pertahanan penting antara Pyongyang dan Moskow yang ditandatangani pada bulan Juni mulai berlaku bulan ini, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin memujinya sebagai "dokumen terobosan".

Media pemerintah Korea Utara mengatakan pada hari Jumat bahwa Putin mengirim pesan Tahun Baru kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dengan mengatakan: "Hubungan bilateral antara kedua negara kita telah meningkat setelah pembicaraan kita pada bulan Juni di Pyongyang."

Militer Seoul percaya bahwa Korea Utara berusaha untuk memodernisasi kemampuan perang konvensionalnya melalui pengalaman tempur yang diperoleh dalam perang Rusia-Ukraina.

Baca Juga: Paus Kecam "Kekejaman" Israel di Gaza, Dubes Vatikan Dipanggil Rezim Zionis

Kepala NATO Mark Rutte juga mengatakan bahwa Moskow memberikan dukungan kepada program rudal dan nuklir Pyongyang dengan imbalan pasukan.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan pada hari Senin bahwa Pyongyang dilaporkan "mempersiapkan rotasi atau penempatan tambahan tentara" dan memasok "peluncur roket 240 mm dan artileri gerak sendiri 170 mm" kepada tentara Rusia.

Keterlibatan Pyongyang dalam perang Rusia melawan Ukraina telah memicu peringatan dari Seoul.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang saat ini sedang diskors, mengatakan pada bulan November bahwa Seoul "tidak mengesampingkan kemungkinan menyediakan senjata" bagi Kyiv, yang akan menandai perubahan besar terhadap kebijakan lama yang melarang penjualan senjata ke negara-negara yang sedang berkonflik.

Baca Juga: Trump Picu Ketegangan: Gencatan Senjata Hamas-Israel Mustahil Sebelum Pelantikan?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI