Polemik Pameran Yos Suprapto di Galnas, Suwarno Wisetrotomo Ungkap Kejanggalan Seleksi Pameran

Jum'at, 27 Desember 2024 | 18:48 WIB
Polemik Pameran Yos Suprapto di Galnas, Suwarno Wisetrotomo Ungkap Kejanggalan Seleksi Pameran
Suwarno Wisetrotomo. (tangkapan layar/Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Suwarno Wisetrotomo kembali buka suara mengenai polemik pameran lukisan Yos Suprapto di Galeri Nasional, Jakarta, beberapa waktu lalu. Sebagai Dewan Kurator Galeri Nasional (Galnas), Suwarno mengaku tidak pernah mengetahui proses Yos Suprapto bisa menggelar pameran di Galeri Nasional.

Pernyataan itu disampaikan lantaran Suwarno, sebagai dewan kurator, tidak pernah lagi dilibatkan dalam proses seleksi program acara di Galnas.

"Ketika saya tahu ada pameran oleh Yos Suprapto, kok bisa pameran di sana? Ya nggak tahu. Wong, nyatanya diprogramkan," kata Suwarno seperti disampaikannya pada video podcast pada kanal YouTube Mojokco, Jumat (27/12/2024).

Dia menjelaskan bahwa sebagai Dewan Kurator Galnas, Suwarno bersama empat kurator lain sebelumnya rutin menyeleksi program acara yang akan digelar di Galnas setiap tahun.

Baca Juga: Bermula dari Galeri Nasional Digembok, Ini 7 Fakta Kontroversi Pameran Yos Suprapto Batal Digelar

Seleksi biasanya dilakukan pada Oktober hingga November untuk menyusun rangkaian acara Galnas selama satu tahun berikutnya. Lantaran, anggaran Galnas dari negara tidak terlalu besar, alhasil biasanya hanya ada dua hingga tiga acara unggulan setiap tahun.

Pekerjaan itu masih dilakukan Suwarno sampai tahun 2019-2020, ketika Covid-19 belum menjadi pandemi. Setelah pandemi mereda dan kegiatan di Galnas kembali dibuka, Suwarno mengaku tidak lagi mendapat tugas seleksi tersebut.

Dia menyebut bahwa telah terjadi perubahan nomenklatur di Galnas usai Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek pada masa itu meresmikan Indonesian Heritage Agency (IHA) di Bulan Mei 2024. Sejak saat itu, pengelolaan Galnas berada di bawah Badan Umum Museum dan Cagar Budaya.

"Saya tidak tahu persis konsepnya, ada sih saya tapi tidak mengikuti dengan seksama, jadi Galeri Nasional ada di bawah Museum dan Cagar Budaya. Saya tidak tahu mengapa, setelah itu program yang sudah berjalan bagus menyeleksi program tiap akhir tahun itu tidak lagi ada," ungkapnya.

Suwarno pun merasa peran dirinya bersama empat Dewan Kurator Galnas sejak saat itu tidak jelas dan nampak tidak berfungsi. Sementara di sisi lain, Galnas tetap membuat berbagai acara pameran.

Baca Juga: Cobaan Presiden Prabowo Jelang Akhir Tahun: PPN 12 Persen, Kasus Hasto, dan Lukisan 'Terbredel'

"Pameran Galnas tetap terjadi, tapi saya tidak tahu mekanismenya," ungkap Suwarno.

Termasuk rencana pameran Yos Suprapto bertajuk 'Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan' yang seharusnya dijadwalkan Kamis (19/12/2024) silam.

Suwarno mengaku kalau dirinya langsung diminta oleh pihak Galnas dan Yos Suprapto sendiri untuk menjadi kurator.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI