Sekutu Ukraina menyebut meningkatnya keterlibatan Pyongyang dalam perang Rusia di Ukraina sebagai "ekspansi berbahaya" dari konflik tersebut.
Militer Seoul yakin bahwa Korea Utara berupaya memodernisasi kemampuan perang konvensionalnya melalui pengalaman tempur yang diperoleh dalam perang Rusia-Ukraina.
Kepala NATO Mark Rutte juga mengatakan bahwa Moskow memberikan dukungan kepada program rudal dan nuklir Pyongyang sebagai imbalan atas pasukan tersebut.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan pada hari Senin bahwa Pyongyang dilaporkan "mempersiapkan rotasi atau penempatan tambahan tentara" dan memasok "peluncur roket 240 mm dan artileri gerak sendiri 170 mm" kepada tentara Rusia.
Keterlibatan Pyongyang dalam perang Rusia melawan Ukraina telah memicu peringatan dari Seoul.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang saat ini sedang diskors, mengatakan pada bulan November bahwa Seoul "tidak mengesampingkan kemungkinan menyediakan senjata" kepada Ukraina, yang akan menandai perubahan besar terhadap kebijakan lama yang melarang penjualan senjata ke negara-negara yang sedang berkonflik.