Suara.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan riset terkait program kerja Pemerintahan Prabowo Subianto yang sedang berjalan mulai saat ini. Hasilnya, tujuh dari delapan program direspons positif publik.
Pendiri LSI Denny JA menyampaikan hal tersebut dalam konteks Catatan Akhir Tahun 2024.
Tujuh program yang mendapat respons positif tersebut meliputi bidang swasembada pangan, peningkatan kesejahteraan guru dan rehabilitasi sekolah, target pertumbuhan ekonomi 8 persen, makan bergizi gratis, pembangunan 3 juta rumah, kenaikan upah minimum nasional (UMN) hingga 6,5 persen pada 2025, dan bantuan gizi untuk ibu hamil serta ibu menyusui.
"Dalam penilaian sentimen, hanya dipilih sentimen positif dan sentimen negatif. Yang netral tidak diikutsertakan. Penelitian dilakukan selama satu bulan dari tanggal 20 November 2024 sampai dengan 20 Desember 2024,” kata Denny J Ali melansir Antara, Kamis (26/12/2024).
LSI Denny JA menemukan adanya 2.505 frekuensi percakapan terkait program perbaikan gizi untuk ibu hamil dengan sejumlah 53,7 persen yang mendapat sentimen positif, sedangkan 46,3 persen sentimen negatif.
"Program ini diapresiasi, karena menyasar kelompok rentan, yaitu ibu hamil dan anak. Namun, kritik muncul terkait realisasi di lapangan, terutama di daerah terpencil."
Untuk program swasembada pangan, ada 7.922 frekuensi percakapan dengan 70 persen di antaranya bernada positif dan 30 persen sisanya negatif. LSI Denny JA menangkap keoptimisan publik dalam program ini karena dapat meningkatkan ketahanan pangan. Namun, target pemerintah yang ambisius dan efisiensi penggunaan anggaran untuk program tersebut menjadi sorotan publik.
Kemudian program perbaikan kesejahteraan guru dan rehabilitasi sekolah menuai respons positif sejumlah 71,6 persen dari 17.925 frekuensi percakapan.
"Tantangan utamanya adalah memastikan distribusi anggaran yang berkeadilan," katanya.
Baca Juga: Soal Ide Pilkada Dipilih DPRD, Bahlil Sebut Tujuan Negara Bukan Hanya Demokrasi
Sementara untuk persepsi publik terhadap target pertumbuhan ekonomi 8 persen dan transisi menuju energi hijau juga positif. Ada 8.002 frekuensi percakapan yang 58 persen di antaranya positif, dan 42 persen negatif.