Kecuali Pilkada Melalui DPRD, Publik Merespons Positif 7 Program Pemerintahan Prabowo

Chandra Iswinarno Suara.Com
Kamis, 26 Desember 2024 | 23:35 WIB
Kecuali Pilkada Melalui DPRD, Publik Merespons Positif 7 Program Pemerintahan Prabowo
Presiden Prabowo dalam pidatonya di hadapan mahasiswa asal Indonesia di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, Rabu (18/12/2024). (bidik layar video)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan riset terkait program kerja Pemerintahan Prabowo Subianto yang sedang berjalan mulai saat ini. Hasilnya, tujuh dari delapan program direspons positif publik.

Pendiri LSI Denny JA menyampaikan hal tersebut dalam konteks Catatan Akhir Tahun 2024.

Tujuh program yang mendapat respons positif tersebut meliputi bidang swasembada pangan, peningkatan kesejahteraan guru dan rehabilitasi sekolah, target pertumbuhan ekonomi 8 persen, makan bergizi gratis, pembangunan 3 juta rumah, kenaikan upah minimum nasional (UMN) hingga 6,5 persen pada 2025, dan bantuan gizi untuk ibu hamil serta ibu menyusui.

"Dalam penilaian sentimen, hanya dipilih sentimen positif dan sentimen negatif. Yang netral tidak diikutsertakan. Penelitian dilakukan selama satu bulan dari tanggal 20 November 2024 sampai dengan 20 Desember 2024,” kata Denny J Ali melansir Antara, Kamis (26/12/2024).

Baca Juga: Soal Ide Pilkada Dipilih DPRD, Bahlil Sebut Tujuan Negara Bukan Hanya Demokrasi

LSI Denny JA menemukan adanya 2.505 frekuensi percakapan terkait program perbaikan gizi untuk ibu hamil dengan sejumlah 53,7 persen yang mendapat sentimen positif, sedangkan 46,3 persen sentimen negatif.

"Program ini diapresiasi, karena menyasar kelompok rentan, yaitu ibu hamil dan anak. Namun, kritik muncul terkait realisasi di lapangan, terutama di daerah terpencil."

Untuk program swasembada pangan, ada 7.922 frekuensi percakapan dengan 70 persen di antaranya bernada positif dan 30 persen sisanya negatif. LSI Denny JA menangkap keoptimisan publik dalam program ini karena dapat meningkatkan ketahanan pangan. Namun, target pemerintah yang ambisius dan efisiensi penggunaan anggaran untuk program tersebut menjadi sorotan publik.

Kemudian program perbaikan kesejahteraan guru dan rehabilitasi sekolah menuai respons positif sejumlah 71,6 persen dari 17.925 frekuensi percakapan.

"Tantangan utamanya adalah memastikan distribusi anggaran yang berkeadilan," katanya.

Baca Juga: Pilkada Lewat DPRD Tak Jamin Pangkas Biaya Politik, Malah Rawan Kongkalikong

Sementara untuk persepsi publik terhadap target pertumbuhan ekonomi 8 persen dan transisi menuju energi hijau juga positif. Ada 8.002 frekuensi percakapan yang 58 persen di antaranya positif, dan 42 persen negatif.

Sedangkan untuk program makan bergizi gratis, ada 2.264 frekuensi percakapan yang 52,7 persen di antaranya sentimen positif, sementara 47,3 persen lainnya negatif.

LSI Denny JA mencatat, tantangan utama program tersebut, yakni realisasi makan bergizi gratis dan program-program penghapusan stunting lainnya di daerah terpencil.

Program membangun 3 juta rumah juga direspons positif dengan total 4.190 frekuensi percakapan dalam kurun waktu sebulan terakhir dengan 53,7 persen di antaranya merupakan sentimen positif, dan 46,3 persen sentimen negatif.

“Program ini dianggap sebagai langkah maju mengatasi perumahan bagi masyarakat miskin. Kritik muncul terkait pendanaan dan waktu realisasi,” kata Denny JA.

Terakhir, program kenaikan upah minimum nasional pun mendapat respons positif dengan 5.248 frekuensi percakapan, yang 52,6 persen di antaranya sentimen positif, dan 47,4 persen sentimen negatif.

Sedangkan sentimen negatif paling tinggi terkait wacana yang digulirkan Presiden Prabowo terkait pemilihan kepala daerah melalui DPRD. Hanya 23,7 persen dari 1.629 frekuensi percakapan yang meresponsnya secara positif, adapun sisanya sejumlah 76,3 persen sentimen negatif.

LSI Denny JA menganalisis bahwa hal tersebut terkait dengan kekhawatiran publik, bila wacana itu terwujud dapat melemahkan demokrasi, dan meningkatkan risiko korupsi.

Denny JA menjelaskan bahwa penilaian program ini dilakukan selama satu bulan, terhitung mulai 20 November 2024 hingga 20 Desember 2024. Dalam penilaian sentimen, hanya dipilih sentimen positif dan sentimen negatif.

Adapun metodologi penelitian yang digunakan melalui pendekatan komputasional, salah satunya dengan memetakan persepsi publik dalam platform-platform digitalseperti media sosial, media-media berbasis web, forum-forum diskusi online, dan podcast.

"Riset ini menghasilkan gambaran kuantitatif berdasarkan jumlah percakapan dan persentase sentimen positif serta negatif yang muncul terhadap setiap program. Riset juga dilengkapi dengan analisis kualitatif berdasarkan analisis pendapat ahli," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI