Suara.com - Novel Baswedan merasa tidak terkejut dengan tindakan KPK menetapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka. Sebab, mantan penyidik KPK itu menganggap jika Hasto memang sudah lama menjadi target KPK dalam kasus suap Harun Masiku yang kini masih buron.
Novel pun mengungkap fakta jika ada pihak yang menggagalkan penyidik menangkap Harun Masiku dan Hasto pada Januari 2020 lalu. Keduanya pun disebut memang sudah dibidik setelah KPK menangkap mantan Komisioner KPU, Wawan Setiawan sebagai penerima suap dalam kasus Harun Masiku.
Novel pun menyebut nama mantan Ketua KPK Firli Bahuri yang dianggap 'menggagalkan' proses penangkapan Harun Masiku dan Hasto ketika itu.
“Bila diteliti lebih cermat lagi, bahwa terjadinya masalah tersebut karena saat setelah penangkapan terhadap Wahyu Setiawan dalam OTT di bandara, tiba-tiba ada Pimpinan KPK, seingat saya Firli Bahuri, membuat penyataan ke media bahwa ada OTT terhadap komisioner KPU,” kata Novel dikutip Kamis (26/12/2024).

Menurutnya, bocornya operasi tangkap tangan (OTT) itu karena Firli sempat koar-koar ke media soal penangkapan terhadap Wahyu.
“Petugas KPK yang melakukan OTT saat itu, mereka pasti paham bahwa akibat dari perbuatan Pimpinan KPK saat itu yang “membocorkan” ke media, membuat Hasto dan Harun Masiku berhasil lolos dari penangkapan OTT dan berhasil menghilangkan bukti alat komunikasi mereka,” beber Novel.
Tak hanya itu, Novel menyebut jika pimpinan KPK era Firli juga sempat menolak proses gelar perkara yang dilakukan penyidik soal status hukum Hasto.
“Kemudian saat proses pelaporan penyelidik kepada pimpinan dalam forum ekspose, pimpinan Firli dan kawan-kawan menolak proses terhadap Hasto, lalu meminta agar hal itu baru dilakukan setelah Harun Masiku tertangkap dulu tetapi pimpinan justru tidak ada kesungguhan untuk menangkap Harun Masiku,” ungkap Novel.
“Maka saya tidak terkejut ketika sekarang KPK melakukan proses penyidikan ini. Idealnya memang semua perkara korupsi harus diusut tuntas,” tandas dia.
Hasto Tersangka KPK