Suara.com - Ekonom Senior INDEF Didik J. Rachbini menilai pemerintahan Prabowo Subianto sulit mewujudkan target pertumbuhan ekonomi sampai 8 persen pada 2029.
Salah satu penyebabnya karena selama ini pemerintah tidak punya strategi kebijakan yang berhasil melepaskan sektor industri dari jebakan deindustrialisasi dini.
Didik menuturkan, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur yang tersebar di dalam berbagai sektor ekonomi di Indonesia justru terus menurun dan jatuh di bawah 50 persen. PMI yang rendah menunjukkan sektor industri tidak tumbuh optimal dan gagal menjadi pendorong utama ekonomi nasional.
Sektor industri juga tumbuh rendah dalam beberapa tahun, hanya sekitar 3-4 persen. Itu menunjukkan kinerja yang tidak memadai untuk mencapai pertumbuhan di atas 5 persen.
Baca Juga: Kenaikan PPN Diklaim Tak Ganggu Pertumbuhan Ekonomi RI
"Jika industri tumbuh rendah seperti ini, maka lupakan target yang tinggi tersebut. Selama pemerintahan Jokowi sektor ini diabaikan sehingga target pertumbuhan 7 persen sangat meleset," kata Didik dalam keterangannya kepada suara.com, Rabu (25/12/2024).
Untuk mengatasi deindustrialisasi dini, Didik menyarankan agar pemerintah fokus pada reindustrialisasi berbasis sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Dengan mengembangkan industri yang mampu bersaing di pasar internasional, Indonesia diharapkan bisa kembali menghidupkan sektor ini sebagai tulang punggung ekonomi.
"Yang harus dijalankan dan telah terbukti sukses di negara industri tidak lain adalah resouce-based industry, led-export industry atau outward looking industri," imbuhnya.
Strategi industri tersebut, lanjutnya, pernah dijalankan pemerintah Indonesia pada masa orde baru tahun 1980-an dan awal 1990-an dengan hasil yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi sebanyak 7-8 persen. Menurut Didik, tak ada salahnya pemerintahan Prabowo lakukan starteginitu kembali untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi.
"Tanpa perubahan strategi seperti ini maka mustahil mencapai target pertumbuhan 8 persen. Strategi industri bersaing di pasa internasional ini menjadi kunci berhasil atau tidaknya target pertumbuhan tersebut," ujar rektor Universitas Paramadina itu.
Baca Juga: Incar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Menkomdigi Dorong Digitalisasi dan Penggunaan AI untuk UMKM