Israel Akui Membunuh Mantan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Tehran

Bella Suara.Com
Selasa, 24 Desember 2024 | 11:05 WIB
Israel Akui Membunuh Mantan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Tehran
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Senin (20/12), secara terbuka mengakui bahwa Israel bertanggung jawab atas tewasnya mantan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Tehran awal tahun ini. Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah acara di Kementerian Pertahanan, bersamaan dengan peringatan keras terhadap kelompok Houthi di Yaman.

“Kami akan menghantam keras Houthi... dan memenggal kepemimpinan mereka, seperti yang kami lakukan terhadap Haniyeh, Yahya Sinwar, dan Hassan Nasrallah di Tehran, Gaza, dan Lebanon. Hal yang sama akan kami lakukan di Hodeida dan Sanaa,” ujar Katz, seperti yang dikutip dalam pernyataan resmi kementerian.

Pengakuan ini merupakan pernyataan resmi pertama dari Israel terkait keterlibatan mereka dalam pembunuhan Haniyeh. Haniyeh tewas pada 31 Juli 2023 di sebuah rumah tamu di Tehran akibat ledakan yang diduga berasal dari perangkat peledak yang dipasang oleh agen Israel beberapa minggu sebelumnya.

Warga Iran mengikuti upacara pemakaman mendiang pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, Kamis (1/8/2024). [AFP]
Warga Iran mengikuti upacara pemakaman mendiang pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, Kamis (1/8/2024). [AFP]

Haniyeh, yang dikenal sebagai negosiator utama Hamas untuk upaya gencatan senjata di Gaza, sebelumnya hadir dalam pelantikan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, sehari sebelum insiden.

Baca Juga: Akui Dalang Pembunuhan Haniyeh, Israel Akan Serang Houthi: Kami Akan Penggal kepala Pemimpin Mereka

Selain Haniyeh, Israel juga mengklaim bertanggung jawab atas serangkaian pembunuhan terhadap tokoh penting di wilayah konflik.

Pada 27 September 2023, Israel melancarkan serangan di Beirut yang menewaskan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah. Selanjutnya, pada 16 Oktober, Israel membunuh Yahya Sinwar, pengganti Haniyeh, dalam serangan udara di Gaza.

Menurut pejabat Israel, Sinwar diduga menjadi otak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menjadi pemicu eskalasi konflik di Jalur Gaza yang masih berlangsung hingga saat ini.

Dalam pernyataan tegasnya, Katz menegaskan bahwa siapa pun yang mengancam Israel akan menghadapi balasan. “Siapa pun yang mengangkat tangannya melawan Israel akan kehilangan tangan itu, dan lengan panjang militer Israel akan menghukum mereka,” ujarnya.

Hamas dan Iran sebelumnya telah menyalahkan Israel atas kematian Haniyeh, namun Israel baru kali ini secara terbuka mengakuinya. Pernyataan ini mempertegas strategi ofensif Israel terhadap ancaman yang mereka pandang sebagai bahaya langsung bagi keamanan nasionalnya.

Baca Juga: Gaza Kelaparan: Hanya 12 Truk Bantuan Berhasil Tembus Blokade Israel

Sementara itu, komunitas internasional terus memantau perkembangan konflik yang memanas di kawasan, dengan kekhawatiran akan dampaknya terhadap stabilitas regional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI