Suara.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengapresiasi peran perempuan di berbagai sektor pembangunan, termasuk sebagai pengelola keuangan dalam keluarga.
Menurut Arifah, keberhasilan perempuan dalam mengelola keuangan keluarga secara bijak akan dampak positif bagi kesejahteraan keluarga.
Tak hanya itu, secara luas bahkan bisa juga memperkuat perekonomian nasional. Karena itu, Arifah menekankan bahwa perempuan memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan keluarga.
"Perempuan yang cerdas dalam mengelola keuangan keluarga turut menciptakan stabilitas dan kesejahteraan yang akan mendorong kemajuan Indonesia menuju bangsa yang lebih sejahtera dan berdaya saing," kata Arifah dalam Peringatan Hari Ibu dan Hari Ulang Tahun Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) ke-96 di Jakarta, Senin (23/12/2024).
Dia menyatakan bahwa pemerintah melalui Kemen PPPA telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan. Salah satunya, melalui program literasi keuangan.
Baca Juga: Menteri PPPA Ingatkan Hari Ibu adalah Tonggak Sejarah Pergerakan Perempuan Indonesia
Arifah meyakini, pengetahuan perempuan mengenai pengelolaan keuangan akan membuat kaum hawa mampu membuat keputusan pemanfaatan keuangan keluarga secara cerdas.
Pada akhirnya, pemahaman itu dapat menjaga stabilitas keuangan keluarga dan berdampak terhadap penciptaan masyarakat berkualitas.
"Kami percaya pemberdayaan ekonomi perempuan akan menciptakan keluarga yang sejahtera dan menjadi fondasi bagi kemajuan bangsa," tuturnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi juga menuturkan jal serupa.
Dia menekankan pentingnya edukasi keuangan bagi perempuan, baik untuk membimbing anak-anaknya maupun untuk kesejahteraan keluarga. Hal itu menjadi salah satu upaya dalam memberikan perlindungan kepada anak.
“Perkembangan digital saat ini memberikan potensi luar biasa, tetapi sekaligus risiko. Seperti ketidaktahuan anak-anak kita menggunakan produk-produk keuangan yang tidak resmi, seperti pinjaman daring ilegal atau perjudian daring. Selain itu juga adanya potensi penggunaan produk legal, tetapi secara tidak bijaksana,” katanya.
Baca Juga: Kekerasan Seksual Masih Terjadi di Lingkungan Kampus, Menteri PPPA Ungkap Penyebabnya
Lebih lanjut, Friderica mendorong sinergi dan kolaborasi lintas sektor dalam upaya memajukan perempuan Indonesia.
Pasalnya, pemberdayaan ekonomi perempuan adalah aspek penting dalam mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
“Terdapat salah satu quotes Ibu Kartini yang mengungkapkan, dalam tangan anaklah terletak masa depan dan dalam tangan ibulah tergenggam anak yang merupakan masa depan itu,” tutur Friderica.