Menolak Karyanya Disebut Berisi Makian, Yos Suprapto: Fadli Zon Tak Pantas Jadi Menteri Kebudayaan

Sabtu, 21 Desember 2024 | 16:34 WIB
Menolak Karyanya Disebut Berisi Makian, Yos Suprapto: Fadli Zon Tak Pantas Jadi Menteri Kebudayaan
Pelukis Yos Suprapto menyampaikan keterangan saat konferensi pers di Gedung YLBHI Jakarta, Sabtu (21/12/2024). [Suara.com/Yaumal]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelukis Yos Suprapto membantah pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut lukisannya yang gagal dipamerkan di Galeri Nasional bermuatan makian.

Pernyataan itu disaampaikannya saat menggelar konferensi pers bersama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Sabtu (21/12/2024). Yos bahkan dengan lantang menyebut Fadli Zon tidak paham dengan bahasa seni.

"Kalau Fadli Zon mengatakan itu adalah ungkapan politik yang tendensius, berarti dia tidak paham dengan bahasa seni atau bahasa budaya. Lebih baik dia tidak perlu menjadi menteri kebudayaan," katanya.

Tak hanya itu, ia mempertanyakan penilaian Politisi Gerindra itu. Apalagi, Yos mengungkapkan bahwa Fadli Zon belum pernah melihat karya-karyanya yang gagal dipamerkan di Galeri Nasional.

"Dia tidak bisa melihat aslinya seperti apa. Dan dia tidak pernah berdialog dengan senimannya," imbuhnya.

Yos kemudian mempertanyakan penyebutan 'makian' yang dimaksud Fadli. Padahal bila merujuk pada tema pameran 'Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan' bisa ditafsirkan bahwa kekuasaan tidak dapat dipisahkan dari kedaulatan pangan.

"Demikian pula dengan kedaulatan pangan, itu tidak bisa dipisahkan dari penguasa. Omong kosong!" tegasnya.

Ia kemudian menyebut salah satu lukisannya berjudul 'Raja Jawa' yang bermakna bahwa kekuasaan bertumpu di atas punggung rakyat kecil.

Dalam lukian tersebut, Yos ingin menunjukkan seorang raja yang duduk di singgasananya sembari kakinya menginjak kerumunan orang.

Baca Juga: Sebut Orba Is Coming Back, Deddy Sitorus PDIP: Hanya Penjahat Politik dan Moral yang Takut Karya Seni

"Apakah itu bukan simbol? Menyindir? Marah? Tidak. Itu fakta objektif yang saya rangkum untuk menggambarkan kondisi sosial dan budaya di Indonesia saat ini," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI