Suara.com - Pemerintah Provinsi Papua membatasi daging babi yang masuk ke bumi cenderawasih. Hal itu dilakukan untuk memberantas virus African Swine Fever (ASF) atau Flu Babi Afrika.
Penjabat (Pj) Gubernur Papua Ramses Limbong mengatakan jika saat ini ditemukan ada babi yang terpapar, maka harus segera dimusnahkan untuk mengurangi dampak terhadap kebutuhan masyarakat, terutama menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
"Kami berharap tim Satgas ASF yang telah dibentuk oleh Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan dapat bekerja efektif sehingga virus ASF tidak menyebar lebih luas di Papua," kata Ramses di Jayapura, Sabtu (21/12/2024).
Dilansir dari Antara, Kasus ASF pertama kali ditemukan di Papua pada 2021 di Kabupaten Manokwari, Papua Barat, dan saat ini masih menular dengan kasus terbaru dilaporkan di Nabire, Papua Tengah.
Baca Juga: Dari PSN Hingga Pilkada, Komnas HAM Ungkap Sederet Masalah HAM di Papua
Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat Panggabean mengatakan pihaknya berkomitmen untuk membentuk tim satuan tugas atau satgas pencegahan, pengendalian dan penanganan African Swine Fever (ASF) di seluruh Pulau Papua.
"Tim Satgas Pencegahan ASF di Tanah Papua melibatkan 12 institusi, termasuk TNI/Polri," ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya mengakui hingga kini belum ada vaksin untuk ASF, meski sudah tersedia serum namun tingkat efektivitas masih di bawah 50 persen.
"Sehingga pembentukan satgas ini merupakan upaya kami untuk melakukan upaya pencegahan ASF meluas di Papua," katanya.
Baca Juga: Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire