Suara.com - Di sebuah kantor sederhana yang tersembunyi di pusat perbelanjaan New Delhi, Bhavna Paliwal menjalankan tugasnya sebagai detektif pernikahan. Pekerjaan unik ini semakin diminati di tengah perubahan sosial di India, di mana generasi muda semakin memilih pernikahan berdasarkan cinta dibandingkan perjodohan tradisional.
Namun, bagi sebagian keluarga, cinta saja tidak cukup. Mereka memilih untuk memanggil "mata-mata" seperti Paliwal sebelum memberikan restu.
Tradisi perjodohan di India telah lama diatur oleh keluarga, dengan latar belakang sosial, ekonomi, dan agama sebagai pertimbangan utama. Namun, dengan maraknya pernikahan cinta di era modern, keluarga kini semakin khawatir tentang latar belakang calon menantu mereka.
Demi memastikan kebahagiaan anak-anak mereka, beberapa keluarga rela menyewa detektif untuk menggali fakta tersembunyi.
Baca Juga: Terapis Pijat di India Ditangkap Usai Diduga Lecehkan Turis Asal Spanyol
Sheela, seorang pekerja kantoran di New Delhi, adalah salah satu klien Paliwal. Ketika putrinya mengumumkan ingin menikah dengan kekasihnya, Sheela segera mengambil langkah proaktif.
“Saya mendukung putri saya, tapi saya tidak ingin dia mengalami pernikahan buruk seperti saya dulu,” ujarnya, dengan identitas yang dirahasiakan.
Diam-diam, ia menyewa Paliwal untuk menyelidiki calon menantunya.
Bhavna Paliwal, pendiri Tejas Detective Agency, telah menjalankan bisnis ini selama lebih dari dua dekade. Menurutnya, permintaan investigasi pra-pernikahan semakin meningkat. Dalam satu kasus baru-baru ini, Paliwal menemukan kebohongan mengejutkan.
“Pria itu mengaku berpenghasilan $70.700 (sekitar Rp1,09 miliar) per tahun, tapi setelah diselidiki, ia hanya menghasilkan $7.070 (sekitar Rp1,09 miliar),” ungkapnya. Temuan seperti ini bisa jadi penentu masa depan pernikahan.
Baca Juga: Masjid Barahat Jadi Pusat Ketegangan Antar Agama di India, Warga Muslim Dituding Lakukan Jihad Cinta
Paliwal dan rekan-rekannya bekerja dengan sangat hati-hati. Kantornya bahkan tidak mencantumkan papan nama mencolok, melainkan menyamar sebagai layanan astrologi. Menurutnya, banyak klien yang tidak ingin diketahui sedang menyewa detektif. Biaya layanan ini berkisar antara $100 (sekitar Rp1,6 juta) hingga $2.000 (sekitar Rp32 juta), tergantung seberapa rumit pengawasan yang dibutuhkan.
Layanan ini tidak hanya digunakan oleh orang tua yang khawatir, tetapi juga oleh pasangan yang ingin memeriksa calon suami atau istri mereka. Bahkan, ada kasus setelah pernikahan di mana seseorang menyewa detektif untuk membuktikan perselingkuhan pasangan.
“Ini adalah pelayanan bagi masyarakat,” ujar Sanjay Singh, seorang detektif berpengalaman.
Tahun ini saja, agensinya telah menangani ratusan investigasi pra-nikah. Menurut Singh, teknologi yang semakin canggih mempermudah pekerjaan mereka. Kamera tersembunyi, alat perekam suara mini, hingga pelacak GPS magnetik di mobil sering menjadi senjata utama mereka.
Pernikahan cinta di India kini semakin banyak dimulai dari aplikasi kencan atau situs perjodohan online. Namun, risiko informasi palsu membuat investigasi menjadi kebutuhan.
Akriti Khatri, pemilik Venus Detective Agency, mengatakan bahwa seiring meningkatnya modernisasi, masyarakat semakin waspada terhadap kebohongan calon pasangan.
“Ada orang yang ingin memastikan calon pengantin pria bukan gay,” katanya, mengungkap salah satu contoh kasus.
Namun, pekerjaan ini bukan tanpa tantangan. Sistem keamanan ketat di apartemen modern dan perumahan elit membuat para detektif harus kreatif. Menurut Singh, terkadang mereka harus berimprovisasi dan menceritakan “kisah palsu” untuk mendapatkan akses.
“Kami harus berhati-hati, karena ada kehidupan seseorang yang dipertaruhkan di sini.”
Paliwal menyatakan bahwa teknologi turut berperan dalam menekan hubungan modern.
“Semakin canggih teknologi, semakin banyak masalah yang muncul dalam kehidupan kita,” ujarnya.
Namun, ia menegaskan bahwa pekerjaannya bukanlah penyebab keretakan hubungan. Menurutnya, hubungan yang dibangun di atas kebohongan tidak akan bertahan lama.
“Jika seseorang tertangkap berbohong, itu hanya masalah waktu. Hubungan seperti itu memang tidak akan bertahan,” tegas Paliwal.