Menpar Widiyanti Putri Tegaskan Wisata Halal Tidak Akan Ubah Karakter Destinasi

Dwi Bowo Raharjo | Lilis Varwati
Menpar Widiyanti Putri Tegaskan Wisata Halal Tidak Akan Ubah Karakter Destinasi
Ilustrasi Bali - Rangkaian acara G20 (Sebastian Pena/Unplash)

Kemenpar memang perlu menciptakan wisata yang ramah terhadap muslim karena hal tersebut juga menjadi pasar yang besar.

Suara.com - Menteri Pariwisata Widiyanti Putri menyampaikan soal konteks wisata halal yang bisa dilakukan di sejumlah destinasi Indonesia, termasuk Bali. Dia menjelaskan bahwa yang dimaksud wisata halal sebenarnya istilah atas wisata ramah muslim.

Artinya, kata Widiyanti, tempat wisata itu harus ramah muslim. Konsep itu harus terlihat dengan adanya penyediaan layanan dan fasilitas tambahan yang sesuai dengan kebutuhan umat Islam. Walau begitu, Widiyanti juga menekankan bahwa wisata halal tidak berarti mengubah karakter destinasi tersebut.

"Untuk mewujudkan wisata ramah muslim, destinasi wisata perlu menyediakan beberapa fasilitas pendukung seperti makanan halal, untuk memastikan wisatawan muslim merasa aman dalam memproduksi makanan," kata Widiyanti dalam konferensi pers akhir tahun di Jakarta, Jumat (20/12/2024).

Widiyanti menekankan, berbagai atraksi, layanan, dan fasilitas itu diharapkan dapat memberikan pengalaman yang inklusif bagi wisatawan muslim, tapi juga tanpa mengubah karakteristik utama destinasi itu sendiri.

Baca Juga: 3 Peristiwa Penting Umat Islam di Bulan Sya'ban, Termasuk Peralihan Arah Kiblat!

Ilustrasi bali - suku-suku di Pulau Bali /pixabay.com
Ilustrasi bali. (Ist/pixabay.com)

Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menambahkan, Kemenpar memang perlu menciptakan wisata yang ramah terhadap muslim karena hal tersebut juga menjadi pasar yang besar untuk mendatangkan banyak wisatawan.

Terkait Bali, dia menyampaikan kalau Pulau Dewata tersebut punya kekuatan budaya yang sangat kental. Sehingga, menurutnya, wisata Bali tentu akan selalu berbasis budaya. Walau demikian, dikatakan Ni Luh, kalau setiap destinasi di Indonesia memang sudah seharusnya ramah bagi wisatawan muslim.

"Saya rasa semua tempat di Indonesia sudah ramah muslim. Jadi yang paling penting harus kita ingat, seperti yang disampaikan oleh Ibu Menteri, di manapun itu harus ramah kepada semua wisatawan apapun dan di manapun datangnya," ujarnya.

"Termasuk Bali dengan kekuatan budayanya, dengan kekuatan alamnya yang dimiliki, harus menguatkan diri pada hal itu, Bali itu inklusif untuk semua orang," tegas Ni Luh.

Baca Juga: Dramatis! Bos Mafia Rusia Ditangkap di Bali saat Kabur Usai Rampok WN Ukraina