Suara.com - Sekitar 2000 tentara Amerika Serikat (AS) ditempatkan di Suriah usai rezim Bashar al-Assad tumbang belum lama ini.
Informasi itu disampaikan Pentagon, markas besar Departemen Pertahanan Amerika Serikat, pada Kamis (19/12) waktu setempat.
Juru bicara Pentagon, Mayjen Pat Ryder, menyebutkan bahwa 900 tentara ditempatkan di Suriah untuk jangka panjang guna membantu operasi melawan ISIS.
Sebanyak 1.100 tentara sisanya, kata Ryder, dikerahkan untuk sementara guna membantu "memenuhi persyaratan misi yang sewaktu-waktu berubah" dalam perang melawan ISIS.
Baca Juga: Rupiah Jeblok Tembus Rp16.300, Bayang-bayang Krisis 1998?
"Elemen tertentu dari hal ini juga menyangkut masalah keamanan diplomatik dan operasional yang berkaitan dengan kawasan tersebut," ujar Ryder kepada wartawan.
Pasukan tersebut sebagian besar terdiri dari pasukan konvensional dan pasukan operasi khusus dari Angkatan Darat AS.
Saat ditanya wartawan tentang berapa lama pasukan tambahan tersebut telah berada di Suriah, Ryder mengatakan "minimal, sudah beberapa bulan."
"Sudah lama, yang jelas sebelum jatuhnya rezim Assad," katanya, merujuk pada keruntuhan pemerintahan keluarga Assad di Suriah bulan ini.
Setelah pemerintahan Presiden Bashar Assad terguling, AS secara dramatis meningkatkan serangan terhadap ISIS, guna mencegah kelompok teroris itu mengisi kekosongan kekuasaan.
Baca Juga: Tragedi di Oyo Nigeria, Puluhan Anak Tewas Terinjak-injak Saat Berebut Makanan
Ada Peran Vladimir Putin di Balik Pejuang Iran
Ada peran Presiden Rusia Vladimir Putin di balik pejuang Iran di Suriah, hal itu terungkap usai rezim Bashar al-Assad tumbang belum lama ini oleh kelompok pemberontak yang menginginkan perubahan.
Vladimir Putin secara langsung mengatakan bahwa Rusia telah membantu evakuasi 4 ribu pejuang Iran di Suriah.
Dimana rezim Partai Baath yang telah berkuasa selama 61 tahun berakhir setelah kelompok anti-rezim merebut Ibu Kota Damaskus belum lama ini.
"Jika sebelumnya, misalnya, teman-teman Iran kami meminta kami untuk membantu mereka memindahkan pasukan mereka ke wilayah Suriah, sekarang mereka meminta kami untuk menarik mereka dari sana,” kata Putin dalam konferensi pers tahunan dan acara tanya jawab di Moskow, Kamis.
Putin menyampaikan bahwa pihaknya membawa 4.000 pejuang Iran ke Teheran, dari pangkalan Khmeimim.
Sekitar 30.000 orang, katanya, mempertahankan Aleppo ketika 350 pasukan dari kelompok anti-rezim mendekati kota itu pada akhir bulan lalu.
"Pasukan pemerintah, dan bersama mereka yang disebut pro-Iran, mundur tanpa perlawanan, meledakkan tempat mereka dan pergi," ujarnya.
Menanggapi pertanyaan tentang apakah Rusia akan meninggalkan pangkalannya di Suriah, Putin mengatakan dia belum tahu hal itu.
"Kita harus memutuskan sendiri bagaimana hubungan kita akan berkembang dengan kekuatan politik yang kini mengendalikan dan akan mengendalikan situasi di negara ini di masa depan. Kepentingan kita harus sejalan," katanya.
Dia juga menawarkan penggunaan pangkalan Moskow di Khmeimim dan Tartus untuk pengiriman bantuan kemanusiaan.
Putin juga mengatakan dia belum berbicara dengan pemimpin rezim Suriah yang digulingkan, Bashar Al Assad, sejak dia melarikan diri dan diberikan suaka di Rusia. (Antara).