Suara.com - Sekte Alawi jadi sorotan dunia setelah Presiden Suriah Bashar Al Assad digulingkan dari jabatannya usai berkuasa selama 24 tahun. Kepercayaan ini diduga kuat menjadi sekte yang dikembangkan dan dianut oleh dinasti keluarga Assad selama lebih dari empat dekade.
Dalam sejarahnya, sekte Alawi merupakan cabang dalam Islam Syiah yang memiliki keterkaitan dengan nama Ali bin Abi Thalib. Dalam bahasa Arab, istilah "Alaw" merujuk kepada kelompok Muslim yang berafiliasi atau merupakan keturunan Ali.
Mengutip dari berbagai sumber, berdasarkan catatan Britannica, Sekte Alawi di Suriah didirikan oleh Husain bin Hamdan Al Khas pada masa Dinasti Hamdaniyah (905–1004). Dinasti tersebut berawal di Irak sebelum akhirnya berkembang di Suriah. Salah satu pusat pengaruh Alawi di Suriah berada di kota Aleppo, yang pernah menjadi salah satu kota terbesar di negara tersebut.
Di Suriah, umat Muslim sering kali menyebut kelompok Alawi sebagai Nusayriyyah atau Namriyyah. Di bawah kepemimpinan keluarga Assad, komunitas ini dianggap mempertahankan pengaruh yang signifikan meskipun jumlah penganutnya jauh lebih sedikit dibandingkan umat Islam Sunni yang mendominasi populasi negara itu.
Dinasti Assad Tumbang
Kekuasaan dinasti Assad yang berlangsung selama 54 tahun di Suriah telah berakhir, menandai runtuhnya dominasi kaum Alawi yang minoritas di negara mayoritas Sunni.
Dikutip dari CNBC, penggulingan Presiden Bashar al-Assad kini menyisakan ketidakpastian bagi sekte Alawi, yang selama ini dikenal sebagai pendukung setia rezim Assad.
Kaum Alawi mendapatkan pengaruh besar setelah kemerdekaan Suriah dari Prancis pada 1946. Melalui militer dan politik, kelompok ini naik ke tampuk kekuasaan, terutama sejak Hafez al-Assad memimpin setelah kudeta militer tahun 1963.
Hafez memerintah hingga 2000 sebelum diteruskan oleh putranya, Bashar al-Assad. Namun, kekuasaan otoriter Bashar kini resmi berakhir, mengakhiri dominasi kaum Alawi dalam pemerintahan.
Sejarah Kaum Alawi dan Keterkaitannya dengan Rezim Assad