Padahal Belum Dilantik Donald Trump Sudah Bikin Kontroversi Jelang Kepemimpinan Periode Kedua, Apa Saja Tingkahnya?

Bella Suara.Com
Jum'at, 20 Desember 2024 | 13:14 WIB
Padahal Belum Dilantik Donald Trump Sudah Bikin Kontroversi Jelang Kepemimpinan Periode Kedua, Apa Saja Tingkahnya?
Donald Trump saat berkampanye di hadapan para pendukungnya. (Instagram/@realdonaldtrump)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meskipun Donald Trump masih memiliki waktu satu bulan sebelum resmi dilantik kembali sebagai Presiden Amerika Serikat, langkah-langkah kontroversialnya sudah mulai mendominasi pemberitaan. Dalam waktu singkat, Trump telah memicu kebingungan melalui pernyataan meremehkan Kanada, mengintimidasi media, dan menggagalkan kesepakatan anggaran di Kongres.

“Kita akan melihat lebih banyak kekacauan di periode kedua Trump dibandingkan yang pertama,” ujar Todd Belt, profesor ilmu politik di Universitas George Washington.

Belt menambahkan bahwa putusan Mahkamah Agung yang memberikan kekebalan luas kepada presiden untuk tindakan resmi akan semakin membuka peluang Trump untuk bertindak sesuai impulsnya.

Trump kembali berhasil menarik perhatian publik dan menggeser sorotan dari Presiden Joe Biden yang hampir menghilang dari pandangan selama minggu-minggu terakhir masa jabatannya.

Baca Juga: PM Inggris Keir Starmer Tunjuk Peter Mandelson Sang Pangeran Kegelapan Sebagai Dubes untuk AS

Pada Senin lalu, Trump menggelar konferensi pers perdananya setelah kemenangan di pemilu 5 November, berbicara selama lebih dari satu jam tentang berbagai topik sembari menikmati sorotan yang diberikan media.

“Semua orang ingin menjadi teman saya,” ujarnya, merujuk pada kunjungan para CEO teknologi dan pemimpin bisnis ke kediamannya di Florida.

Namun, Trump juga menegaskan keinginannya untuk “merapikan” media—sebuah langkah yang selama ini ditunjukkan melalui tuntutan hukum dari timnya. Pengamat dan kelompok hak asasi manusia menyatakan keprihatinan bahwa pendekatan ini dapat memperburuk kebebasan pers.

Gaya komunikasi Trump tetap menjadi teka-teki, dengan pernyataan yang sering kali samar dan bertentangan. Contohnya, dalam isu vaksin, Trump mengaku sebagai “pendukung besar” vaksin polio tetapi juga menyebarkan keraguan terkait kaitan vaksinasi dan autisme—sebuah teori yang telah lama dibantah oleh para ahli.

“Ini ada yang salah. Dan kita akan coba mencari tahu apa itu,” ucap Trump, mengaitkan lonjakan angka autisme di AS dengan faktor yang belum jelas.

Baca Juga: Putin Siap Bernegosiasi, Tantang Barat Uji Pertahanan Melawan Rudal Hipersonik: Kita Lihat Apa yang Terjadi!

Padahal, para pakar menyatakan peningkatan tersebut disebabkan oleh perubahan kriteria diagnosis, peningkatan kesadaran, dan skrining yang lebih baik.

Kebingungan serupa muncul ketika Trump bercanda bahwa menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 adalah “ide yang bagus.” Pernyataan tersebut langsung memicu spekulasi dan respons beragam dari media, diplomat, dan para analis.

Di tengah kontroversi yang disulut oleh Trump, para pelaku ekonomi menghadapi tantangan besar. Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyatakan bahwa kebijakan Trump mendatang penuh ketidakpastian.

“Kita benar-benar tidak tahu kebijakan seperti apa yang akan diterapkan—tarif apa, dari negara mana, berapa lama, dan sebesar apa. Kita juga belum tahu apakah akan ada tarif balasan,” ujar Powell.

Presiden AS Joe Biden (kanan) saat bertemu dengan Presiden terpilih AS Donald Trump (kiri) di Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (13/11/2024).  [SAUL LOEB / AFP]
Presiden AS Joe Biden (kanan) saat bertemu dengan Presiden terpilih AS Donald Trump (kiri) di Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (13/11/2024). [SAUL LOEB / AFP]

Ketidakpastian tersebut membuat pasar saham anjlok pekan ini, terutama setelah The Fed menaikkan proyeksi inflasi dan memperlambat laju pemangkasan suku bunga untuk tahun depan.

Kekacauan di periode kedua Trump diperkirakan semakin memanas dengan kehadiran Elon Musk, pengusaha terkaya di dunia sekaligus CEO SpaceX, Tesla, dan X. Musk kerap menunjukkan minatnya untuk ikut campur dalam perdebatan politik, termasuk ikut menyuarakan pendapat dalam diskusi anggaran di Kongres minggu ini.

Dalam biografi yang ditulis oleh Walter Isaacson, pendekatan Musk terhadap inovasi digambarkan sebagai: “Ambil risiko. Belajar dengan menghancurkan sesuatu. Revisi. Ulangi.” Pendekatan serupa diperkirakan akan menjadi bagian dari dinamika politik AS jika Trump dan Musk saling mendukung di masa mendatang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI