Suara.com - Di tengah hiruk-pikuk persiapan Natal, polisi di Inggris menyerukan masyarakat untuk menjadi "detektif" dalam membantu mencegah potensi ancaman teror. Dengan meningkatnya tip-off hingga 50% dalam setahun terakhir, kepolisian tetap memerlukan dukungan publik untuk memantau dan melaporkan aktivitas mencurigakan, terutama di lokasi-lokasi padat menjelang perayaan Natal.
Pasar Natal, pusat perbelanjaan, konser, dan pertunjukan menjadi perhatian utama pihak berwenang. Deputi Asisten Komisioner Kepolisian Jon Savell menekankan pentingnya kewaspadaan bersama di ruang publik.
“Masyarakat adalah mata dan telinga kami. Tanpa dukungan dan kewaspadaan publik, tugas kami akan menjadi jauh lebih sulit,” ujarnya.
DAC Savell bersama Menteri Keamanan Dan Jarvis turun langsung ke pasar Natal di selatan London, mengajak pedagang dan pengunjung untuk tetap waspada namun tidak panik.
Baca Juga: Prabowo Tunjukkan 'Taring' Indonesia di Mata Dunia
"Kami ingin memastikan pesan ini sampai kepada masyarakat agar mereka tetap memperhatikan lingkungan sekitarnya," tambah Savell.
Meski Inggris tidak memiliki sejarah serangan teror saat perayaan Natal seperti yang pernah terjadi di Jerman dan Prancis, ketidakpastian situasi global, termasuk perubahan rezim di Suriah dan konflik di Timur Tengah, menuntut kewaspadaan ekstra. Saat ini, kepolisian sedang menangani 800 investigasi terorisme dengan ribuan tersangka potensial yang dipantau ketat.
Statistik terbaru menunjukkan peningkatan signifikan dalam penangkapan terkait terorisme. Tahun lalu, tercatat 52 penangkapan lebih banyak dibandingkan tahun 2022, meningkat 31% dan menjadi angka tertinggi sejak 2019. Situasi ini mendorong aparat keamanan untuk mengoptimalkan taktik pencegahan.
Menteri Keamanan Dan Jarvis menyatakan pentingnya "kewaspadaan yang lebih tinggi" selama periode Natal, terutama di acara-acara yang menarik keramaian besar. “Masyarakat kita sangat bijaksana. Jika ada sesuatu yang terasa janggal, percayalah pada intuisi Anda. Laporkan ke pihak berwenang agar dapat ditindaklanjuti,” ujarnya.
Untuk menghalangi potensi ancaman, polisi dan petugas keamanan menerapkan taktik dinamis yang tidak dapat diprediksi.
Baca Juga: Inggris Bakal Kirim Bantuan Militer Senilai Rp4,6 Triliun untuk Ukraina Tahun Depan
“Polisi dan petugas keamanan hadir di berbagai tempat, dan pola tindakan mereka selalu berubah. Ini pesan penting bagi pihak yang berniat jahat: Anda tidak akan pernah tahu kapan polisi ada di sana,” jelas DAC Savell.
Selain itu, ada langkah-langkah keamanan tak kasatmata seperti pemantauan intelijen, teknologi canggih, dan pengawasan ketat.
Tingkat ancaman teror saat ini berada di level "substantial," yang berarti serangan dinilai mungkin terjadi kapan saja. Namun, polisi memastikan bahwa segala upaya telah dilakukan demi menjaga keamanan publik selama musim liburan ini.
Dengan ribuan warga berbondong-bondong menghadiri pasar Natal, pusat perbelanjaan, dan acara hiburan, aparat keamanan meminta setiap individu untuk berperan aktif. Apapun aktivitas mencurigakan, sekecil apapun itu, diimbau segera dilaporkan ke pihak kepolisian.
“Yang terpenting adalah kita tetap tenang namun waspada. Natal adalah saat kebahagiaan, dan tugas kita bersama untuk memastikan semua orang dapat merayakannya dengan aman dan damai,” tutup Jon Savell.