Risiko Cuaca Ekstrem, Guru Besar FKUI Ingatkan Bahaya Penyakit Diare Sampai ISPA

Jum'at, 20 Desember 2024 | 10:22 WIB
Risiko Cuaca Ekstrem, Guru Besar FKUI Ingatkan Bahaya Penyakit Diare Sampai ISPA
Warga berjalan menggunakan payung saat turun hujan di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Rabu (3/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cuaca buruk yang ditandai hujan deras di berbagai wilayah dapat menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat. Penurunan daya tahan tubuh akibat cuaca ekstrem juga berisiko memperparah kambuhnya penyakit kronis pada individu yang rentan.

Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama menyebutkan bahwa ada sejumlah penyakit yang rentan terjadi ketika cuaca ekstrem yang sampai menimbulkan bencana seperti banjir.

"Pertama itu penyakit diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu (personal hygiene)," kata Tjandra dalam keterangannya kepada Suara.com, Jumat (20/12/2024).

Diare rentan terjadi, terutama ketika terjadi banjir, akibat sumber-sumber air minum terutama jika berasal dari sumur dangkal akan banyak tercemar.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Megawati Minta Pemerintah Kedepankan Upaya Mitigasi dan Beri Pesan Ini untuk Kader Banteng

Selain itu, pada saat banjir, ada kemungkinan akan terjadi pengungsian di mana fasilitas dan sarana serba terbatas, termasuk ketersediaan air bersih.

Tjandra mengingatkan bahwa kondisi seperti itu berpotensi besar timbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat.

"Anjurannya ada empat, biasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan, minum serta sehabis buang hajat, biasakan merebus air minum hingga mendidih setiap hari, menjaga kebersihan lingkungan seperti tidak menumpuk sampah di sekitar tempat tinggal, serta tidak lupa menghubungi segera petugas kesehatan terdekat bila ada gejala-gejala diare," pesannya.

Leptospirosis

Penyakit lainnya, ada leptospirosis yang disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira dan ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus.

Baca Juga: Cegah Banjir Besar 2020 Terulang di Jakarta, Teguh Mau Modifikasi Cuaca: Bukannya Lari dari Takdir Tuhan

Pada saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri.

Tikus tersebut kemudian berkeliaran di sekitar manusia di mana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir.

Tjandra menjelaskan bahwa seseorang yang mempunyai luka terbuka lebih rentan terinfeksi penyakit leptospirosis bila terjadi kontak langsung dengan air yang terkontaminasi tersebut.

"Segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil," sarannya.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan peningkatan penyakit kulit, seperti infeksi dan alergi juha patut diwaspadai. Cuaca yang berubah-ubah kerap kali membuat daya tahan tubuh melemah sehingga rentan terkena penyakit.

"Perlu juga diantisipasi perburukan penyakit kronik yang mungkin memang sudah diderita. Hal ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI