Ia menambahkan, bahwa transformasi budaya seperti botoh ke tingkat Pilkada dan Pileg menunjukkan bahwa money politic masih menjadi tantangan besar dalam demokrasi Indonesia.
"Proses transformasi budaya Pilkades masuk ke gelanggang pemilu yang lebih besar, seperti Pilkada dan Pileg, bahkan sampai Pilpres. Ini yang harus kita atasi," katanya.
Nyarwi kemudian menekankan, demokrasi tidak boleh tercemar oleh praktik-praktik seperti ini.
"Masalahnya bukan Pilkada yang brutal, tapi budaya politik yang merusak. Sebaiknya yang dirusak itu budaya money politics-nya, bukan sistem demokrasi langsungnya," tambah dia. (Kayla Nathaniel)