Kemudian berlanjut di tahun 2011-2012. Saat itu, kata Yudhiawan pelaku AI sempat berencana untuk mencalonkan diri menjadi Calon Wali Kota Makassar tapi tidak mendapat kursi atau dukungan.
"Lalu, pada Juni 2022 kembali direncanakan untuk pembuatan. Juli 2022 direncanakan dan dipelajari lagi," ucapnya.
Pada bulan Oktober 2022, pelaku sudah membeli alat cetak dan kertas. Barang tersebut dipesan langsung dari China.
"Uang kertasnya diimpor dibeli dari China," jelasnya.
Barulah pada Mei tahun 2024, mereka berani memproduksi. Kata Yudhiawan, para pelaku sempat bertemu dan saling kerjasama untuk proses pembuatan pada bulan Juni.
"Uang itu kemudian diviralkan dan ditawarkan lewat grup Whatsapp," bebernya.
Pada bulan September 2024, lanjutnya, MN berkomunikasi dengan AI untuk mengangkut peralatan di kampus UIN. Setelah dicetak, ada sekitar Rp40 juta yang ternyata rusak dan dibakar.
Pada Minggu ke dua di bulan November 2024, uang palsu hasil cetakan itu ada yang sudah diserahkan ke pelaku lain sebesar Rp150 juta, Rp250 juta dan sebelum ditangkap ada juga penyerahan Rp200 juta.
"Mereka sempat tahu kalau polisi melakukan penyelidikan di akhir November 2024," sebutnya.
Baca Juga: Pabrik Uang Palsu Libatkan Doktor UIN Makassar: Kronologi, Ancaman Ekonomi dan Hukuman
Libatkan Petinggi Kampus UIN dan Karyawan Bank