Terbongkar! Sindikat Uang Palsu di Sulsel Libatkan Pegawai Bank dan Petinggi Kampus UIN Alauddin

Muhammad Yunus Suara.Com
Kamis, 19 Desember 2024 | 12:39 WIB
Terbongkar! Sindikat Uang Palsu di Sulsel Libatkan Pegawai Bank dan Petinggi Kampus UIN Alauddin
Polda Sulawesi Selatan bersama Bank Indonesia perwakilan Sulawesi Selatan memberikan keterangan terkait pengungkapan sindikat pembuat uang palsu di Mapolres Gowa, Kamis 19 Desember 2024 [Suara.com/Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polisi berhasil mengungkap pencetakan dan peredaran uang palsu miliaran rupiah di Sulawesi Selatan. Ide licik ini ternyata sudah muncul sejak tahun 2010.

Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Yudhiawan mengatakan para pelaku yang berhasil ditangkap ada 17 orang. Sementara, masih ada tiga orang yang masuk dalam daftar pencarian orang atau DPO.

Mereka adalah AI, MN, KA, IR , NS, JBP, AA, SAR, SU, AK, IL, SM. Kemudian, MS, SR, SW, MM dan RM.

Dari tangan pelaku, polisi berhasil mengamankan 98 jenis alat bukti berupa mesin, tinta yang digunakan untuk mencetak uang dan mata uang asing. Ada pula lembaran deposit Bank Indonesia dan surat berharga negara palsu yang nilainya mencapai ratusan triliun.

Baca Juga: Pabrik Uang Palsu Libatkan Doktor UIN Makassar: Kronologi, Ancaman Ekonomi dan Hukuman

"Yang menarik, ada barang bukti yang nilainya triliun. Semacam kertas (yang nilainya triliunan)," kata Yudhiawan kepada media, Kamis, 19 Desember 2024.

Dari tangan pelaku, polisi mengamankan uang palsu pecahan 100 ribu emisi 2015 sebanyak 4.550 lembar, emisi 1999 pecahan 100 rb sebanyak 6 lembar, 234 lembar pecahan 100 ribu yang belum terpotong, mata uang korea 1 lembar sebesar 5.000 won, dan 1.000 lembar mata uang rupiah emisi tahun 1964.

"Ada 1 lembar kertas fotocopy deposit dari Bank Indonesia. Nilainya Rp45 triliun, juga ada 1 lembar kertas surat berharga negara senilai Rp700 triliun," bebernya.

Kata Yudhiawan, para pelaku membeli mesin tersebut di Surabaya yang dipesan langsung dari China. Harganya Rp600 juta.

Sejumlah barang bukti uang palsu yang diproduksi di Perpustakaan Kampus UIN Alauddin Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan [Suara.com/Istimewa]
Sejumlah barang bukti uang palsu yang diproduksi di Perpustakaan Kampus UIN Alauddin Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan [Suara.com/Istimewa]

Direncanakan Sejak Tahun 2010

Baca Juga: Dari Dilihat Hingga Diterawang: 5 Cara Mudah Kenali Uang Palsu, Cegah Jadi Korban!

Yudhiawan menjelaskan, dari hasil interogasi terhadap pelaku, ide ini sudah direncanakan sejak 2 Juni 2010.

Kemudian berlanjut di tahun 2011-2012. Saat itu, kata Yudhiawan pelaku AI sempat berencana untuk mencalonkan diri menjadi Calon Wali Kota Makassar tapi tidak mendapat kursi atau dukungan.

"Lalu, pada Juni 2022 kembali direncanakan untuk pembuatan. Juli 2022 direncanakan dan dipelajari lagi," ucapnya.

Pada bulan Oktober 2022, pelaku sudah membeli alat cetak dan kertas. Barang tersebut dipesan langsung dari China.

"Uang kertasnya diimpor dibeli dari China," jelasnya.

Barulah pada Mei tahun 2024, mereka berani memproduksi. Kata Yudhiawan, para pelaku sempat bertemu dan saling kerjasama untuk proses pembuatan pada bulan Juni.

"Uang itu kemudian diviralkan dan ditawarkan lewat grup Whatsapp," bebernya.

Pada bulan September 2024, lanjutnya, MN berkomunikasi dengan AI untuk mengangkut peralatan di kampus UIN. Setelah dicetak, ada sekitar Rp40 juta yang ternyata rusak dan dibakar.

Pada Minggu ke dua di bulan November 2024, uang palsu hasil cetakan itu ada yang sudah diserahkan ke pelaku lain sebesar Rp150 juta, Rp250 juta dan sebelum ditangkap ada juga penyerahan Rp200 juta.

"Mereka sempat tahu kalau polisi melakukan penyelidikan di akhir November 2024," sebutnya.

Libatkan Petinggi Kampus UIN dan Karyawan Bank

Yudhiawan menegaskan otak dari kasus ini adalah AI, kepala perpustakaan UIN Alauddin Makassar. Namun, kasus ini murni atas inisiatif sendiri, tidak ada keterlibatan oleh akademisi lain.

"Dari hasil pemeriksaan yang bersangkutan murni pribadi tidak ada sangkutannya dengan petinggi (UIN). Hanya bersangkutan menggunakan kewenangan dan jabatannya di tempat itu," ucapnya.

Polisi juga mengamankan MN yang tak lain adalah staf AI.

Selain itu, ada dua karyawan bank BUMN yang diduga terlibat. Mereka adalah IR (37) dan AK (50).

Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan IR dan AK adalah penjual sekaligus pembeli uang palsu. Akan tetapi penyidik tidak ingin mengaitkan kasus ini dengan korporasi.

"Karena transaksi ini di luar dari tempat mereka bekerja. Perannya masuk dalam transaksi jual beli uang palsu. Dia beli terus jual lagi," ucap Reonald.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI