Racuni Tentara demi Ukraina, Pria Rusia Dihukum 20 Tahun Penjara!

Bella Suara.Com
Kamis, 19 Desember 2024 | 04:05 WIB
Racuni Tentara demi Ukraina, Pria Rusia Dihukum 20 Tahun Penjara!
Ilustrasi narapidana. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pria asal Rusia dijatuhi hukuman 20 tahun penjara oleh pengadilan militer atas tuduhan percobaan pengkhianatan dan serangan terhadap tentara, demikian diumumkan oleh Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) pada Rabu (12/12). Pria tersebut disebut telah berupaya meracuni tentara Rusia sebagai bentuk dukungan terhadap Ukraina.

Menurut laporan FSB yang dikutip oleh kantor berita RIA Novosti, terdakwa merupakan penduduk Barnaul, sebuah kota di wilayah Altai, Siberia. Pria kelahiran 1981 itu diduga menjalin kontak dengan dinas khusus Ukraina melalui media sosial dan menyatakan kesiapannya untuk membantu militer Ukraina dalam perang melawan Rusia.

Terdakwa, yang bekerja sebagai pegawai kantin di wilayah tersebut, dituduh sengaja meracuni makanan yang disiapkan untuk tentara Rusia yang merupakan bagian dari kontingen mobilisasi di Altai. Lebih jauh, ia bahkan merekam proses aksinya untuk dikirimkan kepada pihak intelijen Ukraina sebagai bukti loyalitas.

Patroli tentara Rusia di Mariupol Ukraina. (Foto: AFP)
Patroli tentara Rusia di Mariupol Ukraina. (Foto: AFP)

“Analisis laboratorium menunjukkan bahwa zat beracun yang dimasukkan ke dalam makanan itu memiliki potensi mematikan dan bisa menyebabkan keracunan akut,” ungkap FSB dalam pernyataannya.

Baca Juga: Rusia Tangkap Warga Uzbekistan, Dituduh Terlibat Pembunuhan Jenderal Senior di Moskow

Kasus ini menambah daftar panjang warga Rusia yang dijatuhi hukuman berat atas tuduhan mendukung Ukraina sejak dimulainya konflik pada Februari 2022. Sejak saat itu, pihak berwenang Rusia gencar menindak tegas individu yang dinilai melakukan aksi sabotase atau menunjukkan sikap oposisi terhadap operasi militer Moskow di Ukraina.

Ribuan warga Rusia telah dikenai sanksi, baik dalam bentuk denda, pengadilan, maupun hukuman penjara, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk membungkam segala bentuk dukungan terhadap Ukraina atau penentangan terhadap kebijakan militer Kremlin.

Dalam kasus ini, FSB menegaskan bahwa tindakan terdakwa menunjukkan kolaborasi yang jelas dengan pihak asing.
“Ini bukan hanya serangan terhadap tentara, tetapi juga pengkhianatan terhadap tanah airnya sendiri,” kata pihak keamanan Rusia.

Hukuman 20 tahun penjara yang dijatuhkan oleh pengadilan militer menunjukkan sikap tanpa toleransi dari otoritas Rusia terhadap upaya sabotase internal di tengah konflik yang masih berkecamuk.

Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia memang memperketat pengawasan terhadap individu yang dicurigai memiliki koneksi dengan Ukraina. Aksi-aksi seperti sabotase, peretasan, atau bentuk perlawanan lainnya di wilayah Rusia kerap berujung pada penangkapan dan hukuman berat.

Baca Juga: Bom Meledak di Moskow, Jenderal Rusia Tewas Misterius

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI