Perang Dingin Baru? Rusia Ancam Balas Dendam Atas Pembunuhan Jenderal Igor Kirillov

Andi Ahmad S Suara.Com
Kamis, 19 Desember 2024 | 00:30 WIB
Perang Dingin Baru? Rusia Ancam Balas Dendam Atas Pembunuhan Jenderal Igor Kirillov
Tangkapan Layar Jenderal Rusia, Letjen Igor Kirillov tewas usai terkena serangan bom di Moskow. [Twiter/@adama1821 ]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jenderal Rusia, Letjen Igor Kirillov tewas usai terkena serangan bom di Moskow. Hal itu mendapatkan reaksi dari berbagai negara di dunia.

Bahkan, Kementerian Luar Negeri Rusia yakin bahwa semua yang terlibat dalam pembunuhan Letjen Igor Kirillov akan mendapatkan hukuman.

Untuk diketahui, Letjen Igor Kirillov merupakan kepala Pasukan Pertahanan Radiologi, Kimia dan Biologi angkatan bersenjata Rusia.

“Kami yakin bahwa semua dalang dan pelaku pembunuhan Igor Kirillov akan ditemukan dan dihukum, siapa pun mereka, di mana pun mereka berada," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada konferensi pers pada Rabu.

Baca Juga: Bom Meledak di Moskow, Jenderal Rusia Tewas, Pelaku Ngaku Disuruh Ukraina

Zakharova juga menambahkan bahwa untuk "semua pengawas rezim Kiev, segala jenis kalangan pembenci Rusia, dapat kami katakan sebagai sebuah negara dan masyarakat: Anda tidak akan mengintimidasi kami. Kami membela kebenaran”.

Zakharova menuding "kubu Anglo-Saxon" sebagai penerima manfaat utama dari serangan teroris mematikan di Moskow.

Dia mengatakan pula bahwa rezim Kiev hanya berfungsi "sebagai alat".

Rusia akan membahas pembunuhan tersebut pada pertemuan Dewan Keamanan PBB mendatang pada 20 Desember, kata Zakharova.

Kirillov dan ajudannya tewas dalam ledakan bom di Moskow pada Selasa (17/12) pagi, kata Komite Investigasi Rusia.

Baca Juga: Kekejaman Assad Dibandingkan Nazi, 100.000 Jenazah Ditemukan di Kuburan Massal Suriah

Seorang pejabat di dinas keamanan Ukraina, SBU, mengonfirmasi kepada The New York Times bahwa Ukraina memang bertanggung jawab atas terjadinya pembunuhan tersebut.

Badan keamanan negara Rusia, FSB, mengatakan pada Rabu bahwa mereka telah menangkap seorang warga Uzbekistan berusia 29 tahun karena dicurigai menaruh serta meledakkan bom dari jarak jauh.

Tersangka mengatakan kepada penyelidik Rusia bahwa Ukraina menjanjikannya hadiah sebesar 100.000 dolar AS (sekitar Rp1,6 miliar) serta diiming-imingi akan dibukakan jalan untuk mendapat kewarganegaraan di Uni Eropa. [Antara].

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI